ORASKI Perjuangkan Kesejahteraan Pengemudi Online, Tolak Intervensi Berlebihan

ORASKI Perjuangkan Kesejahteraan Pengemudi Online, Tolak Intervensi Berlebihan

Nasional | sindonews | Selasa, 20 Mei 2025 - 20:11
share

Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) enggan mengikuti aksi demonstrasi hari ini, Selasa (20/5/2025). Hal ini sejalan dengan sikap jutaan mitra pengemudi online lainnya yang memilih tetap on-bid demi menghidupi keluarga daripada mengikuti mobilisasi politik yang tidak mencerminkan aspirasi asli pengemudi.

ORASKI menilai kesejahteraan pengemudi harus diperjuangkan melalui pendekatan konstruktif dan rasional, bukan dengan mobilisasi politik atau tekanan jalanan yang bisa mengganggu stabilitas ekosistem transportasi online.

Ketua Umum ORASKI Fahmi Maharaja mengatakan, pada prinsipnya mendukung setiap upaya meningkatkan kesejahteraan driver online, namun tidak menyetujui usulan DPR terkait pembatasan potongan aplikasi maksimal 10.

“Usulan tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi keberlangsungan transportasi online. Ekosistem selama ini terbukti mampu bertahan tanpa subsidi pemerintah, bahkan di tengah tantangan ekonomi global. Jangan sampai niat baik berubah jadi blunder yang membahayakan semuanya,” ujar Fahmi.

Menurut ORASKI, urusan potongan aplikasi adalah ranah bisnis-ke-bisnis (B2B) antara aplikator dan mitranya. Pemerintah sebagai regulator seharusnya tidak masuk terlalu jauh ke dalam ruang ini. “Kalau mau meningkatkan kesejahteraan driver, solusinya bukan dengan membatasi potongan aplikasi, tapi lewat insentif pajak, subsidi kendaraan, dan edukasi berkelanjutan. Itu yang benar-benar bisa dirasakan langsung oleh driver,” tambahnya.

Alih-alih mengatur soal potongan aplikasi, ORASKI mendorong pemerintah dan DPR fokus pada insentif nyata bagi pelaku usaha dan driver online seperti: - Penghapusan PPN dan PPh atas pembelian kendaraan operasional- Potongan pajak untuk pembelian suku cadang- Subsidi program edukasi dan pelatihan untuk driver - Pendekatan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional

Pihaknya juga menekankan jika pemerintah atau DPR tetap memaksakan intervensi pada regulasi tarif dan potongan yang bukan ranah kewenangannya, maka risiko keruntuhan seluruh ekosistem transportasi online sangat besar.

“Kalau aplikator sampai tutup karena regulasi yang tidak tepat, maka jutaan driver bisa kehilangan pekerjaan. DPR dan pemerintah harus siap menanggung akibatnya jika ini sampai terjadi,” kata Fahmi.

Topik Menarik