Haru dan Khidmat! Adzan Pertama Berkumandang dari Masjid Indonesia di Kanada

Haru dan Khidmat! Adzan Pertama Berkumandang dari Masjid Indonesia di Kanada

Nasional | sindonews | Minggu, 18 Mei 2025 - 07:07
share

Suasana haru dan khidmat meliputi puluhan masyarakat Islam Indonesia di Edmonton, Provinsi Alberta, Kanada ketika mendengarkan adzan pertama berkumandang. Suara adzan berasal dari bangunan bekas toko alat musik yang diubah menjadi masjid pertama Indonesia di kota tersebut pada Kamis (1/5/2025) lalu.

Serah terima kunci bangunan eks toko alat musik yang akan dijadikan masjid Indonesia pertama di Kanada bagian Barat di Kota Edmonton, Alberta, Kanada. Foto/Faisal Nasution

Seusai adzan yang dikumandangkan Presiden Indonesia Muslim Community of Edmonton (IMCE) Admiral Jahimir tersebut, mereka pun menggelar salat berjamaah dan dilanjutkan doa sebagai tanda syukur serta berterima kasih kepada para pewakaf.

Founder Cinta Quran Foundation (CQF), Ustadz Fatih Karim mengatakan, momen sakral ini sekaligus menjadi penanda rampungnya pelunasan dana wakaf senilai CAD575.000 atau sekitar Rp6,7 miliar yang merupakan hasil perjuangan dan dukungan umat Islam di seluruh dunia.

“Saat adzan itu berkumandang, saya terdiam. Allah menurunkan pertolongan dari arah yang tak disangka-sangka. Ini bukan tentang angka Rp6,7 miliar. Ini tentang iman yang dikonversi menjadi wakaf, menjadi suara adzan, menjadi rumah Allah di negeri orang. Kami menyaksikan langsung bagaimana Allah membuka jalan dari berbagai arah, ibu rumah tangga, hingga publik figur ikut menyisihkan rezekinya. Ini bukti kekuatan umat,” katanya melalui keterangan resminya dikutip SindoNews, Minggu (18/5/2025).

Menurut dia, masjid yang berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi ini merupakan hasil kerja sama CQF dan Indonesian Muslim Community of Edmonton (IMCE).

Adapun dana yang berasal dari ribuan pewakaf tersebut terkumpul sejak kedua belah pihak secara aktif mengampanyekan penggalangan dana pada Februari 2025.

Beberapa nama besar turut mendukung kampanye ini, antara lain Tengku Firmansyah dan istrinya, Cindy Fatikasari, serta ratusan penggiat media sosial yang membantu menyebarluaskan informasi.

Fatih Karim melanjutkan, tak hanya sebagai rumah ibadah, masjid ini nantinya juga akan menjadi pusat pembelajaran Islam, pembinaan mualaf, dan kegiatan keumatan lainnya. Untuk mewujudkannya, tentu harus dilakukan pengembangan pada bangunan masjid tersebut.

Renovasi tahap awal akan dikerjakan kontraktor setempat, yakni Wolfe Construction yang dipimpin Moe, seorang kontraktor Muslim yang tergerak secara sukarela. Adapun urusan legalitas terkait properti pun dibantu pengacara Muslim, Muhammed Ali Yassin.

“Kami berharap masjid ini tak hanya menjadi tempat sujud, tapi juga tempat syahadat, tempat menghafal Al Quran, tempat tumbuhnya cahaya Islam di utara bumi,” tambahnya.

Masjid ini berdiri sebagai simbol dakwah umat Islam Indonesia di Kanada.

“Insya Allah, setiap karpet yang dibentang, setiap ayat yang dibaca, akan kembali sebagai pahala jariyah bagi pewakif. Ini investasi akhirat yang tak pernah merugi,” pungkas dia.

Sementara itu, Admiral Jahimir menambahkan, sembari menunggu pihak kontraktor bekerja, mereka telah memulai kelas mengaji Alquran untuk puluhan anak-anak Indonesia dengan memanfaatkan ruangan yang ada.

“Mereka (anak-anak) sangat bersemangat mengikuti materi-materi yang disampaikan pengajar,” ujarnya.

Topik Menarik