Kemewahan Istana Kerajaan Mataram di Plered, Dilengkapi Gerbang Tiga Lapis Megah

Kemewahan Istana Kerajaan Mataram di Plered, Dilengkapi Gerbang Tiga Lapis Megah

Nasional | okezone | Sabtu, 17 Mei 2025 - 06:30
share

KERAJAAN MATARAM memindahkan pusat pemerintahannya ke Plered. Pemindahan pusat pemerintahan termasuk istana itu dilakukan saat Sultan Amangkurat I naik tahta, menggantikan sang ayah Sultan Agung. Perpindahan pusat kota pemerintahan ini juga konon diakibatkan adanya pemberontakan dan huru - hara ketika Sultan Mataram bertahta.

Pembangunan keraton Plered cukup menguras tenaga dari pekerja. Bahkan konon Sultan Amangkurat I sampai harus mengerahkan 300 ribu pekerja untuk membangun istana yang mewah dan megah. Bahkan di dalamnya ada bendungan buatan kian mempercantik kota.

Sejumlah sumber dari para sejarawan menyebut Keraton Plered dilapisi tiga pintu gerbang utama. Sementara kondisi Plered di masa Sultan Amangkurat I secara detail, dengan menyatakan bahwa dalam perjalanan menuju Plered sekitar 18-19 mil dari kota pelabuhan Semarang, terletak pintu gerbang pertama, yang disebut dengan Selimbi. 

Sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, mengisahkan di pintu gerbang itu berdiri dengan tegak sebuah benteng, yang dihuni sekitar 1.500-1.600 orang. Benteng-benteng ini dijaga oleh para prajurit keraton. 

 

Siapa saja yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis. Setelah gerbang utama, Selimbi ini ada juga gerbang kedua, yang disebut dengan pintu gerbang Tadi. Kemudian disusul pintu gerbang ketiga yang disebut Kaliajir. Pintu gerbang ketiga ini karenanya lebih dekat dengan pusat Keraton.

Sekitar 1 1,5 mil dari pintu gerbang Selimbi, tampaklah alam Mataram yang subur, sawahnya sangat luas, hingga batasnya pun tidak tampak oleh pandangan mata. Desa-desa di Mataram juga sangat subur dan bisa ditemukan di sepanjang jalan. Di antara sawah-sawah yang membentang subur itu terdapat area perbukitan yang ditanami pepohonan dan aneka macam buah-buahan.

Pintu gerbang Selimbi itu merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi, berjarak sekitar 7 mil. Setelah gerbang kedua, akan diperlihatkan pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered. Rijklof van Goens Gubernur Jenderal Hindia Belanda juga melukiskan bahwa desa - desa di antara kedua pintu gerbang tersebut, sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni oleh sekitar 100 - 150 orang, bahkan ada yang mencapai sekitar 1000 - 1500 orang.

 

Lalu Pusat kerajaan bisa dicapai setelah melalui gerbang ketiga, yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja, sepanjang dua mil. Jarak antara gerbang Kaliajir dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen.

Pagar-pagar kota juga dibangun dengan indahnya. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2 x 2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter. Di dalam tembok keraton tersebut, terdapat sejumlah komponen yang di antaranya adalah Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling tempat memandikan keris pusaka, Masjid Panepen (Suronoto), Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, dan tempat tinggal abdi dalem, Kedhondhong.

Di sebelah utara kompleks keraton terdapat alun-alun yang luasnya sekitar 300 x 400 m, dengan Masjid di sebelah baratnya. Di dalam kompleks Masjid Agung itu sendiri terdapat beberapa makam. Desa Kauman yang berlokasi di sekitar masjid, bisa jadi dihuni oleh para pemuka agama dan pegawai masjid.

Rumah-rumah para pangeran yang terletak di sebelah utara alun-alun, merupakan terusan yang tembus ke gerbang Kaliajir. Di sekitar desa Segarayasa sendiri terdapat danau buatan yang terletak di sebelah selatan keraton. Di tengah danau (Segarayasa) tersebut terdapat sebuah pulau, dipergunakan untuk meditasi dan sembahyang raja.
 

Topik Menarik