Kisah Mayjen TNI Farid Makruf, dari Jualan di Pasar Madura Kini Sandang Pangkat Bintang 2

Kisah Mayjen TNI Farid Makruf, dari Jualan di Pasar Madura Kini Sandang Pangkat Bintang 2

Nasional | sindonews | Jum'at, 16 Mei 2025 - 09:38
share

MAYJENTNI Farid Makruf saat ini menjabat Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Kisah perjalanan sebelum masuk militer hingga saat ini menyandang pangkat jenderal bintang 2 menarik disimak.

Sebagaimana dikutip dari tniad.mil.id, Farid merupakan putra daerah asal Madura, Jawa Timur yang semasa kecil gemar membaca komik Kho Ping Ho dan senang menerjemahkan lagu-lagu barat. Dia juga pernah menjadi tukang antarbarang ke langganan toko ibunya yang bekerja sebagai penjual di Pasar Tumpah Bangkalan.

Lulusan Akademi Militer tahun 1991 ini juga hampir frustrasi lantaran mendapat tugas yang tidak sesuai dengan harapannya saat berpangkat Lettu yang berdinas di Kopassus.

Namun, berkat doa dan nasihat sang ibu bahwa apa pun tugas yang diberikan harus diterima sepenuh hati membuat Farid menyalurkan kekecewaannya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris.

Hikmahnya, dia terpilih mengikuti pendidikan ke Inggris untuk mengambil program Master padahal Farid belum punya ijazah S1. “Saya dinilai memenuhi syarat untuk langsung masuk program Master, tanpa gelar S1,” ujar Farid.

Sejak itu, karier Farid di militer melesat diawali menjabat Danbrigif 13 Galuh. Kemudian saat menjabat Danrem 162/Wira Bhakti di Mataram, Farid mampu menyelesaikan urusan rumit melebihi jabatannya yaitu pembebasan tanah lokasi Mandalika.

Jika tanah seluas lebih 100 hektare itu tidak terbebaskan balap motor MotoGP yang mendunia itu tidak bisa terselenggara.

Tak lama kemudian, terjadi krisis moneter 1998. Presiden Soeharto lengser. Rakyat menguasai kembali tanah itu. Ruwet, banyak sekali yang ikut “bermain”.

Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan MotoGP tetap di Mandalika, Danrem melapor ke Kapolda NTB. Farid pun minta izin untuk ikut menyelesaikannya.

Barulah dia mendalami persoalan tersebut. Dia tidak bekerja sendirian, tapi ada Dandim yang turut serta bekerja keras dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Usai bertugas di Mataram, Farid dimutasi menjadi Danrem 132/Tadulako, Sulawesi Tengah (2020-2021). Ketika itu, dia mengajukan telaah staf ke komando sebagai bahan masukan untuk mengatasi kelompok teroris yang masih sangat aktif yakni Mujahiddin Indonesia Timur (MIT).

Setelah berpetualang di Poso, Farid kemudian mendapat promosi menjadi Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) pada 2021-2022.

Tahun 2022, dia dipromosikan lagi menjadi Wairjen TNI dan diangkat menjadi Pangdam V/Brawijaya (2022-2023). Setelah menjabat Pangdam, Farid ditugaskan sebagai Kaskostrad (2023-2024).

Topik Menarik