Puan Tekankan Dukungan bagi Palestina di Depan Pimpinan Parlemen Sejumlah Negara
JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral meeting dengan empat pimpinan parlemen negara yang tergabung dalam Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), Selasa 13 Mei 2025. Puan membahas perdamaian dunia, termasuk dukungan bagi Palestina dalam pertemuan tersebut.
Keempat pimpinan parlemen negara itu meliputi Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali; Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam; Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali; hingga Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek.
Puan bersama para pimpinan parlemen yang hadir membahas isu-terkhusus komitmen negara-negara dunia terhadap isu kemanusiaan Palestina.
“Penyelesaian konflik Palestina-Israel menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian kita bersama. Di antaranya, melalui penghentian perang di Gaza dan menjamin akses bantuan kemanusiaan," ujar Puan dalam keterangannya, dikutip Rabu (14/5/2025).
Selain dukungan atas kemerdekaan Palestina, Puan juga membahas sejumlah isu, di antaranya terkait perdamaian antar bangsa, hingga stabilitas regional dan global. Bersama Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan pun mengungkit sejarah Indonesia dan Aljazair yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Pertama RI, Soekarno yang sejak awal mendukung kemerdekaan Aljazair hingga merdeka pada 1962.
"Hubungan Indonesia dan Aljazair memiliki sejarah yang panjang dan dibangun atas dasar perjuangan bersama dalam dekolonisasi dan solidaritas negara-negara selatan," sebut Puan.
Sementara saat bertemu dengan Ketua Parlemen Bahrain, Puan turut membicarakan masalah perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di negara tersebut mengingat jumlah WNI di Bahrain mencapai 6.900 orang yang sebagian besar bekerja di sektor informal. Secara khusus, ia mengapresiasi upaya perlindungan warga Indonesia oleh Pemerintah Bahrain.
Dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Puan mendiskusikan soal kerja sama bilateral kedua negara. Puan menyebut, hubungan diplomatik RI-Oman yang terjalin sejak tahun 1978 terus berkembang secara konsisten dan berlandaskan kesamaan nilai-nilai Islam, saling percaya dan persahabatan yang erat.
"Saya berharap kedua negara dapat mengintensifkan kembali kerja sama politik dengan merealisasikan Forum Konsultasi Politik II yang tertunda karena Pandemi Covid-19," ucap mantan Menko PMK itu.
Lebih lanjut, Puan mengatakan, kerja sama antar-parlemen juga dapat dilakukan melalui forum parlemen tingkat global dan regional, termasuk melalui PUIC. Menurutnya, Konferensi ke-19 PUIC merupakan momen untuk menggalang solidaritas antar parlemen negara islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Hal tersebut, kata Puan, dapat dilakukan dengan menumbuhkan resiliensi masyarakat, melalui perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas, serta transparansi.
“PUIC sebagai representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” sebut Puan.