Ini Profil Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro yang Dikabarkan Direshuffle Prabowo
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan mengocok ulang Kabinet Merah Putih pada sore hari ini, Rabu (19/2/2025). Salah satu yang terkena reshuffle adalah Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
"Hari ini, akan ada pelantikan beberapa pejabat. Sore nanti," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam keterangannya, Rabu (19/2/2025).
Namun Perwira Kopassus itu tidak menjelaskan secara rinci siapa sosok yang akan dilantik atau di-Reshuffle oleh Prabowo sore ini di Istana.
Diilansir beragam sumber, Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Ia adalah Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) periode 2018-2023.
Gelar Ph.D di bidang teknik mesin diperolehnya dari University of California, Amerika Serikat dan kemudian bergabung dengan Institut Teknologi Bandung.
Sebagai ilmuwan, dia telah mengeluarkan berbagai karya tulis ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi. Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1999-2007.
Dia juga pernah aktif sebagai dosen tamu di bidang teknis mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB. Demikian seperti dilansir laman AIPI, Jakarta.
Satryo Soemantri Brodjonegoro memiliki pengalaman luas dalam reformasi pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. Pada 1992, ia memimpin Jurusan Teknik Mesin ITB dan menerapkan proses evaluasi mandiri, yang kemudian diadopsi secara luas di ITB dan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi.
Di bawah kepemimpinannya, reformasi besar terjadi pada 2000 dengan pengubahan institusi pendidikan tinggi besar menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Selain itu dirinya juga dikenal sebagai sosok yang berpengaruh dalam pendidikan tinggi Indonesia. Selama masa baktinya, ia menghadapi berbagai tantangan dalam memperbaiki sistem pendidikan.
Sebagai Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), dia berperan penting dalam sejumlah reformasi dan kebijakan strategis, memberikan kontribusi signifikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Selama kepemimpinannya, Satryo Soemantri Brodjonegoro menghadapi berbagai tantangan di sektor pendidikan tinggi. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi adalah rendahnya kompetensi lulusan perguruan tinggi dalam dunia kerja. Tantangan ini mendorongnya untuk melakukan berbagai upaya perbaikan kualitas pendidikan agar lulusan lebih siap bersaing di pasar tenaga kerja.
Saat menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri Brodjonegoro tetap produktif. Salah satu kontribusinya adalah keterlibatannya bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam perencanaan pembangunan gedung fakultas teknik di Universitas Hasanuddin, Gowa.