Saksi Ceritakan Ayahnya Ditembak Oknum TNI AL Sambil Menahan Tangis, Bak Mafia Italia dan Sangat Tenang
JAKARTA-Anak korban bos rental, Agam Muhammad Nasrudin menceritakan peristiwa terjadinya penembakan yang dialami ayahnya. Agam mengatakan, pelaku melakukan penembakan bak dalam film-film tentang Mafia Itali.
"Pada saat saudara Ramli terkapar, saudara kan ada disitu, itu karena apa?" tanya Oditur Militer di persidangan, Selasa (18/2/2025).
"Pak Ramli bilang saya kena tembak tolong, apanya pak Ramil yang kena, sebelah sini (di tangan), ternyata di perut," ujar Agam.
Agam juga menceritakan peristiwa penembakan yang dialami ayahnya itu dengan menahan tangis, meski sejatinya dia sempat menangis tak tertahankan di ruang sidang saat hendak bercerita tentang penembakan yang terjadi. Saat penembakan terjadi, dia di dekat mobil Brio yang dibawa kabur para terdakwa.
Saat mendengar dua suara letusan tembakan, dia sempat menunduk. Tembakan tersebut berasal dari dalam mobil Sigra hingga mengpulkan asap dari dalam mobil tersebut.
"Saksi melihat bahwa benar yang menembak termasuk saudara Ramli dan almarhum ayah saudara orang yang ada di dalam mobil Sigra?" tanya Oditur Militer.
"Iyah yakin sekali karena saya juga melihat dia pun mengincar kami," tuturnya.
Menurutnya, letusan pertama terjadi pada saat ayahnya memegang Sertu Akbar dan sempat meminta agar Sertu Akbar menjatuhkan senjata apinya itu. Pasca mendengar suara letusan tembakan, dia melihat ada orang keluar dari dalam mobil Sigra, membawa rokok di tangannya dan menghisapnya sambil menenteng senjata api lalu mengarahkan ke arahnya.
"Pada saat ayah saya memegang Sertu Akbar itu. Saya tiba-tiba saja mendengar letusan, dari dalam mobil itu keluar asap, duar (menirukan suara tembakan) gitu kan satu, dua kali duar pas saya lihat lagi, setelah letusan itu saya menunduk," jelasnya.
Melihat hal itu, dia lantas meninggalkan lokasi menjauh karena takut bakal ditembak. Dia baru kembali ke lokasi kejadian pasca mobil Brio dan Sigra pergi meninggalkan lokasi kejadian, di situ dia melihat saksi Romli telah terkapar sambil meminta tolong, tak jauh dia lantas melihat ayahnya juga terkapar sambil merintih kesakitan.
"Saya melihat pistol itu keluar dari jendela, (tembakan) diarahkan ke arah kerumunan (ayahnya). Pada saat saya melihat mobil Brio dibawa lagi dan mobil Sigra kabur, saya baru berani keluar, saya lihat pak Ramli sudah terkapar," bebernya.
"Awalnya saya lihat pak Ramli, lalu ada yang teriak di dalam Indomaret, ada yang kena tembak di dalam katanya. Dalam hari saya berkata 'Ya Allah jangan sampai keluarga saya tertembak', setelah itu saya melihat almarhum ayah sata sudah terkapar dengan memegang dadanya, pas depan tengah dada dengan (merintih kesakitan) Aah.. Aah seperti itu," ungkap Agam lagi.
Dia tak menyangka ayahnya bakal ditembak oleh terdakwa, yang mana ayahnya kala itu hanya sedang mempertahankan haknya saja.
"Saya tak menyangka. Tega sekali orang-orang dengan sengaja menghabisi dengan menembak. Anak mana yang kuat melihat ayahnya ditembak. Kenapa setega itu, padahal ayah saya hanya mempertahankan haknya saja," papar Agam sambil menangis.
Dalam persidangan, Terdakwa I Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo membantah keterangan Agam jika dia melakukan penembakan sambil memegang rokok dan menghisapnya. Rokok itu tak dihisapnya dan sejatinya terbawa secara tak sengaja dari dalam mobil karena panik.
"Tapi kami tanpa kami dadari, rokok kami terjepit Yang Mulia, keadaan pada saat itu kami panik Yang Mulia," jelas Terdakwa I.
"Kejepit dimana? Kejepit Di jari-jari kamu? Gimana sih, ngerokok yah begini?" terang hakim sambil mencontohkan memegang rokok.
"Siap Yang Mulia, tapi tak sampai menghisap. Kami keberatan (disebut saksi) sambil menghisap," jawab Terdakwa I.
"Saksi 1, Terdakwa I (membantah) bukan sambil menghisap kayak mafia-mafia Itali itu, bukan, tapi memegang rokok, tapi tak menghisap?" tanya hakim pada anak korban.
"Sesuai yang saya jelaskan, karena saya juga ada buktinya Yang Mulia," kata Rizky Agam tetap pada keterangannya menanggapi bantahan Terdakwa I.