Setelah Kisruh Elpiji 3 Kg Makan Korban, Bahlil Lahadalia Ngaku Sudah Minta Maaf ke Rakyat
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku sudah meminta maaf kepada rakyat atas polemik larangan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram (kg). Diketahui, kebijakan Bahlil tersebut makan korban.
Seorang nenek bernama Yonih (62) meninggal dunia usai mengantre beli isi tabung gas elpiji 3 kilogram di Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Kemudian, Tri lestari (50), warga Desa/Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah meninggal dunia usai terlindas truk di jalan antara Gubug-Godong, Grobogan, Selasa (4/2/2025).
Ibu paruh baya ini meninggal saat hendak ke pangkalan membeli gas 3 kg bersubsidi. Hingga hari ini, masih terdapat antrean panjang warga untuk membeli gas elpiji 3 kg di pangkalan beberapa daerah.
“Kemarin ada sedikit yang kurang pas menurut saya dan saya sudah minta maaf kepada rakyat adalah subpangkalan ini, pengecer ini tiba-tiba kita setop. Ini yang kemudian sekarang kita ubah bertahap kita lakukan penataan agar tetap mereka bisa berjalan dan sekarang mereka sudah bisa berjalan,” kata Bahlil di DPP Partai Golkar, Sabtu (8/2/2025).
Ia menjelaskan, kebijakannya tersebut diambil dengan tujuan baik. Menurutnya, dia tidak mau adanya mark up dalam penjualan gas elpiji 3 kg.
Bahlil menjelaskan, pemerintah sudah mensubsidi gas elpiji 3 kg Rp36.000 per tabungnya. Dengan begitu, harga jual gas elpiji bersubsidi yang diterima masyarakat seharusnya maksimal Rp19.000.
Namun, dia menyebut pihaknya masih banyak menerima harga jual gas elpiji 3 kg di masyarakat mencapai Rp25.000 hingga Rp30.000.
"Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah ini kita biarkan? Kalau memang kita konsen, Golkar sebagai bentuk daripada partai yang memperjuangkan apa yang menjadi hak rakyat, saya berpandangan ini harus kita luruskan yang bengkok," ujar dia.
Bahlil juga mengklaim dirinya siap untuk mempertaruhkan reputasi dan nyawanya demi masyarakat dan negara. “Saya tahu ini adalah keputusan yang tidak populer bagi saya, tapi untuk memastikan hak-hak rakyat mendapat dari apa yang negara berikan, maka jangankan popularitas, nyawa pun saya siap berikan untuk rakyat bangsa dan negara," ucapnya.
Di sisi lain, Bahlil juga menyoroti adanya masalah gas elpiji 3 kg yang dioplos ke tabung gas elpiji 12 Kg. Dia menuturkan masalah ini juga memunculkan potensi kebocoran harga.
"Itu dioplos minta ampun. Gas 3 kg diambil dioplos ke tabung 12 kg kemudian dijual ke industri, itu rata-rata 5-10 persen bocornya. LPG itu coba cek benar enggak 3 kg, ada yang cuma 2,5 kg, ada yang cuma 2,4 kg. Jadi ada 3 potensi kebocoran daripada LPG," jelas dia.