Dorong Kemajuan Bangsa, Reindustrialisasi dan Teknologi Jadi Salah Satu Modal Utama
JAKARTA - Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) mendorong teknologi dan reindustrialisasi untuk kemajuan bangsa. Apalagi, teknologi tinggi merupakan salah satu modal utama industrialisasi.
Hal tersebut diangkat dalam Sarasehan Nasional, Reindustrialisasi Strategi dan Penguasaan Teknologi Tinggi yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (2/2/2025).
Ketua Umum Pengurus Besar IKA-PMII Akhmad Muqowam, mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut merupakan sarasehan kedua sebagai rangkaian Pra Munas menuju Munas VII IKA-PMII di Jakarta 21-23 Februari 2025 mendatang.
"Tiga kali kita sarasehan. Pertama digelar di Pontianak, Kalimantan Barat bertema Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia. Ini yang kedua. Semuanya membahas hal yang penting sebagai pedoman bagi PB IKA-PMII merumuskan rekomendasi untuk pengambil kebijakan saat Munas nanti," kata Muqowam dalam keterangan tertulis.
Muqowam berharap, sejumlah senior alumni PMII yang kini menjabat di berbagai level pemerintahan turut serta urun pikiran untuk kemajuan bangsa. Adapun tema yang diangkat dalam sarasehan tersebut, pihaknya berharap pendidikan di Indonesia fokus mengejar industrialisasi strategis dan menguasai teknologi tinggi yang dikawal dengan adanya aturan dan regulasi yang jelas.
Teknologi tinggi merupakan salah satu modal utama industrialisasi, apalagi ekosistem teknologi di berbagai bidang tidak mendukung. Menurutnya, jika industrialisasi berjalan maka akan tercipta lapangan kerja berkualitas, bukan sekadar tenaga kerja informal.
"Ekosistem ini harus tercipta untuk mendukung kemandirian nasional. Baik pangan, pertanian, maritim, dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) IKA-PMII Jakarta, Fathan Subchi mengungkapkan, bahwa tema yang diangkat sangat penting dalam menuju Indonesia Emas 2045. Untuk itu, ia menekankan agar IKA-PMII mengkaji dan memberikan masukan kepada pemerintah.
“Lewat diskusi dengan beragam kalangan. Saya juga berharap, hasilnya akan menjadi guidance saat Munas nanti," tuturnya.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Krakatau Steel, Hernowo yang hadir sebagai narasumber mendorong industri baja sebagai mother of all Industries di Indonesia. Adapun Anggota Komisi VI DPR Rifqy Abdul Halim membahas kondisi dan kebijakan nasional dan global.
Ia juga membahas mengenai tantangan industri teknologi tinggi yang dihadapkan pada Artificial Intelligence (AI). Selain itu, ia menekankan perlunya dukungan terhadap hilirisasi untuk mendapat nilai tambah.
"Kita masih tergantung kepada negara maju. Semua impor bahkan tekstil 70 persen bahannya dari impor. Maka semua pihak harus mendukung pembangunan infrastruktur digital, fasilitas riset, pengembangan dan laboratorium," ujarnya.
Sementara Ahli Rancang Bangun PT Dirgantara Indonesia (DI) Andra Meida mengusulkan pembentukan program studi perawatan pesawat di Universitas. Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Mataram, Lombok merupakan salah satu yang sudah menerapkannya.
Adapun AI Senior Researcher BRIN Dini Fronitasari menjelaskan tentang strategi inplementasi AI dalam reindustrialisasi di segala bidang. Ia menilai AI berpotensi meningkatkan efisiensi produksi hingga 20 sampai 30 persen.
Menurut Bendahara Umum (Bendum) PB IKA PMII sekaligus Ketua Panitia Munas VII IKA-PMII Sudarto serasehan Pra Munas untuk menghantarkan puncak Munas yang akan dilaksanakan pada 21-23 Februari 2025 di Jakarta. Pihaknya berharap, rangkaian sarasehan bisa menelurkan rumusan program kerja prioritas. Munas VII IKA-PMII akan mengusung tema besar Aktualisasi Potensi dan Memperkuat Konsolidasi untuk Mewujudkan Kepentingan Nasional.
Munas VII IKA-PMII diharapkan bisa berjalan lancar dan sukses dan menjadi forum silaturahmi antara sesama alumni PMII dengan berbagai latar belakang profesi. "Agar keberadaan IKA-PMII betul-betul menjadi organisasi yang dibutuhkan oleh rakyat," pungkasnya.