Respons Istana Soal Pimpinan KPK Bilang Sulit Bertemu dengan Presiden Jokowi
JAKARTA - Istana Kepresidenan menanggapi pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara, Nawawi Pomolango yang mengaku sulit bertemu dengan Presiden Jokowi. Hal itu terjadi setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa koordinasi Pemerintah dengan KPK terkait pencegahan dan pemberantasan korupsi masih berjalan baik. Contohnya adalah komunikasi dengan Menko Polhukam.
"Koordinasi antara Pemerintah dengan KPK untuk aksi pencegahan dam pemberantasan korupsi, berjalan dengan baik. Pemerintah melalui Menko Polhukam telah melakukan koordinasi yang intens dengan KPK," kata Ari dalam keterangannya, Senin (16/9/2024).
Ari menekankan bahwa Presiden Jokowi terbuka untuk bertemu dengan siapapun termasuk Pimpinan KPK. Presiden Jokowi, kata Ari, terus berkomitmen menjaga marwah KPK sebagai institusi independen.
"Prinsipnya, Bapak Presiden terbuka untuk bertemu dengan siapa saja, termasuk pimpinan KPK. Tapi, Presiden juga ingin menghormati dan menjaga marwah KPK sebagai institusi yang independen," kata Ari.
Alasan lainnya jarangnya pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan KPK, Ari menyebut pertemuan keduanya bisa saja disalah persepsikan oleh berbagai pihak.
"Jangan sampai pertemuan-pertemuan antara Presiden dan KPK kemudian disalah persepsikan sebagai intervensi," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara, Nawawi Pomolango menyatakan pihaknya sulit bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, hal itu setidaknya dalam lima tahun terakhir ini.
"Saya pernah bercanda dengan Pak Alex, saya kirimi satu link pemberitaan. 'Pak Alex, lebih mudah Ormas ya ketemu Pak Presiden daripada pimpinan KPK', lima tahun kami di sana, tidak pernah sekalipun kami diundang untuk membicarakan KPK," kata Nawawi dalam diskusi bertajuk 'Bertahan Arungi Gelombang' di Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/9/2024).
"Terserah kalian artinya ini, menafsirkan apa. Seorang pemimpin negara tidak pernah mengundang," sambungnya.
Nawawi menyebutkan, pimpinan pun mengaku pernah meminta untuk bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia itu. Namun, permintaannya hanya sekali direalisasi.
"Kami itu ada beberapa kali mengajukan permohonan untuk menghadap, satu kali aja itu dipenuhi kaitannya dengan rencana penyelenggaraan Hakordia, pada waktu itu, satu kali," ujarnya.
Nawawi melanjutkan, pihaknya pun pernah berharap bisa bertemu dengan Jokowi di saat pelantikan Pimpinan KPK, Johanis TanakTanak. Namun, pada saat itu Jokowi memilih mengundang Dewas KPK.
"Usai pelantikan kami berharap kami dipanggil, tidak, yang dipanggil itu Dewas saat itu," ucapnya.
Tak berhenti di situ, pimpinan dan struktural pun pernah meminta bantuan kepada Menko Polhukam.
"Saya pernah mengajak Pak Alex, Pak Ghufron, Pak Johanis Tanak, bahkan Deputi Penindakan, Deputi Korsup saya ajak bicara dengan Menko Polhukam yang baru, bisa nggak sebagai menteri yang mengkoordinator, Menteri yang berkecimpung di dalamnya KPK, itu mengadakan semacam ini (pertemuan) dengan KPK," tuturnya.