Spesifikasi Pesawat Trigana Air ATR 42-500 yang Alami Kecelakaan di Kepulauan Yepen, Segini Kecepatannya
JAKARTA - Spesifikasi pesawat PK YSP ATR 42-500 banyak dicari usai armada milik Trigana Air itu mengalami kecelakaan di Bandara Stevanus Rumbewas Kamanap, Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Senin (9/9/2024). Beruntung, peristiwa tersebut tidak memakan korban jiwa.
Kapolres Kepulauan Yapen, Kompol Ardyan Ukie Hercahyo menjelaskan bahwapesawatyang mengangkut 42 orang penumpang dan 6 orang kru tergelincir keluar landasan sejauh 20 meter. Seluruh penumpang dan kru berhasil selamat.
Mengutip berbagai sumber,pesawat ATR 42-500 diproduksi oleh Aerospatiale dan Aeritalia (sekarang Alenia). Pesawat ATR atau Avions de Transport Regional digunakan untuk penerbangan lokal.
ATR 42-500 adalah sebuah pesawat turboprop penumpang sipil komuter regional dengan kapasitas 42 penumpang. Pesawat menggunakan mesin turboprop 1610 kW buatan Pratt & Whitney PW-127Es. Dengan baling-baling 6 bilah ini pesawat memiliki kecepatan 563 km/jam (304 mil/jam) dengan jarak jelajah 1.850 km.
Pesawat dengan rentang sayap 24,57 meter, panjang 22,67 meter, tinggi 7,59 meter ini memiliki bobot kosong 11.250 kg dan berat maksimal saat lepas landas (take-off) 18.600 kg.
ATR 42 merupakan seri pertama yang diluncurkan pada oktober 1981. Prototipe pertama mengudara pada 16 Agustus 1984, Mendapat Sertifikasi kelaikan udara dari Prancis dan Italia bulan September 1984 dan pada bulan Desember 1984 sudah mulai dioperasikan oleh maskapai penerbangan.
Meski banyak perbaikan, baru pada tahun 1995 diluncurkan ATR 42-500 dengan mesin lebih kuat dari varian sebelumnya, propeler berbilah 6 dan kokpit yang terkomputerisasi.
Kronologi Kecelakaan
Peristiwa ini terjadi saat pesawat hendak melakukan take-off menuju Jayapura. Dugaan awal menyebut adanya kendala teknis yang menyebabkan pesawat keluar dari jalur landasan. Namun, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini.
"Kami sedang mendalami peristiwa ini dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang," ujarKompol Ardyan.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah menghubungi otoritas penerbangan dan teknisi untuk memeriksa kondisi pesawat dan landasan. Investigasi menyeluruh diharapkan dapat mengungkap penyebab tergelincirnya pesawat dan memastikan langkah-langkah perbaikan di masa depan.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan penerbangan, terutama dalam situasi take-off dan landing, yang merupakan fase paling krusial dalam penerbangan.