Pintu Singa, Ini Asal-usul Nama Kampung di Kota Banjar
BANJAR, iNewsSidoarjo.id - Penamaan suatu daerah tidak dilakukan sembarangan tanpa mempertimbangkan latar belakang sejarah atau cerita di baliknya. Menurut salah satu warga setempat, Wahyu, nama Pintu Singa berasal dari kisah tentang sebuah palang pintu kereta api yang dulunya dijaga oleh seorang pria yang dikenal dengan julukan Bapak Singa.
Penamaan Kampung Pintu Singa yang terletak di Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
"Menurut cerita orang tua saya, dulu sebelum ada flyover, di dekat SMAN 1 Banjar ada palang pintu kereta api, dan penjaganya dikenal dengan nama Bapak Singa," ujar Wahyu yang dilansir dari iNewsTasikmalaya.id pada Jumat (6/9/2024).
Wahyu menggambarkan sosok Bapak Singa sebagai seseorang yang memiliki aura kuat seperti seekor singa, serta bersikap tegas dan disiplin saat bertugas menjaga palang pintu.
"Itulah mungkin alasan kenapa daerah ini diberi nama Pintu Singa," tambahnya.
Orang-orang di sekitar mulai memanggilnya Bapak Singa karena karakteristiknya yang galak ketika bertugas, demi menjaga keselamatan orang-orang yang melintas di jalur kereta api.
Sejarah pembangunan rel kereta api di Kota Banjar, berdasarkan informasi yang diperoleh, dimulai pada tahun 1911-1913, mencakup jalur Ciamis-Banjar-Cijulang.
Hal ini menunjukkan bahwa cerita mengenai Bapak Singa mungkin berasal dari periode setelah tahun 1913. Namun, menurut Ki Demang Wangsyafudin, seorang sesepuh adat Kota Banjar, terdapat versi lain tentang asal usul nama Pintu Singa.
Menurutnya, nama tersebut diambil dari nama Singaperbangsa, seorang tokoh pendiri beberapa wilayah di Banjar. Singaperbangsa juga dimakamkan di Gunung Babakan, Jalan Nasional III, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.
"Singaperbangsa adalah pendiri Kerajaan Kertabumi pada tahun 1625, yang kini dikenal sebagai Banjarkolot, yang berada dalam satu kecamatan dengan Pintu Singa," jelas Ki Demang.
Dulu, kawasan Pintu Singa didominasi oleh pepohonan dan area persawahan. Namun, sejak Banjar menjadi kota mandiri, daerah tersebut telah berubah menjadi pemukiman, perumahan elit, stasiun pengisian bahan bakar, dan perkantoran pemerintah. iNewsSidoarjo