10 Pahlawan Indonesia yang Gugur saat Usia Muda, Ada yang Masih Berusia 17 Tahun
JAKARTA - Ada 10 pahlawan Indonesia yang gugur saat usia muda, ada berusia 17 Tahun. Namun, kematiannya tercatat dalam sejarah dikarenakan membantu Indonesia merdeka dari penjajahan.
Berikut 10 pahlawan Indonesia yang gugur saat usia muda, kebanyakan masih berusia 17 Tahun:
1. Martha Christina Tiahahu (17 Tahun)
Martha Christina Tiahahu adalah sosok pejuang wanita kelahiran Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800. Ia merupakan anak dari Kapitan Paulus Tiahahu, ajudan Thomas Matulessy dalam perang Pattimura melawan Belanda pada tahun 1817.
Bersama dengan ayahnya, Martha berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Namun, pada 2 Januari 1818 Martha mengembuskan napas terakhir di usianya yang ke-17 tahun. Jasadnya dibuang di Laut Banda dan bersemayam di sana.
Lantaran aksi heroiknya, Martha dikenal sebagai gadis pemberani dan gigih oleh kalangan pejuang, masyarakat, hingga musuh.
Kini, Martha dikenang masyarakat dengan mendirikan patung menyerupainya di daerah Sirimau, Ambon. Patung tersebut menghadap ke arah Laut Banda, tempat di mana sang srikandi meninggal.
2. Abdul Halim Perdanakusuma (25 Tahun)
Halim Perdanakusuma, pria kelahiran Sampang, 18 November 1922. Halim merupakan pahlawan nasional yang gugur pada 14 Desember 1947. Tepatnya ketika ia berusia 25 tahun.
Ia gugur saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera, yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.
Atas dedikasinya kepada Indonesia, Halim diberi gelar pahlawan nasional. Namanya kini diabadikan sebagai nama bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.
3.Pierre Andreas Tendean (26 Tahun)
Pierre Andreas Tendean adalah perwira militer Indonesia yang lahir pada 21 Februari 1939. Pierre mengawali kariernya di bidang militer dengan menjadi intelijen dan ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu.
Pada tahun 1965, Tendean menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September. Tendean tutup usia pada usia 26 tahun.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya. Pada 5 Oktober 1965, Tendean ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.