Gayatri, Perempuan Cantik di Balik Layar Kejayaan Majapahit

Gayatri, Perempuan Cantik di Balik Layar Kejayaan Majapahit

Nasional | okezone | Minggu, 4 Agustus 2024 - 06:30
share

MALANG - Gayatri memang tak pernah berkuasa di Kerajaan Majapahit. Sosoknya merupakan anak terakhir dari Kertanagara Raja Singasari terakhir yang dinikahi oleh Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Namun, Gayatri dikisahkan mengantarkan Majapahit ke masa kejayaannya tanpa berkuasa. Lalu bagaimana bisa hal itu terjadi? 

Dikisahkan Gayatri membimbing sang anak Tribhuwana Tunggadewi dan Gajah Mada Sang Mahapatih Majapahit, sekaligus menyiapkan suksesor kepemimpinan pada cucu Gayatri bernama Hayam Wuruk. Di masa Hayam Wuruk itulah konon pemerintahan Majapahit menunjukkan kedigdayaan dan kejayaannya.

Sayang belum sampai Gayatri melihat Hayam Wuruk bertahta ia sudah meninggal duluan. Maka  Tribhuwana pun lantas mulai merasa tak berhak lagi menjadi penguasa. Dikutip dari buku "Sandyakala di Timur Jawa (1042 - 1527 M) : Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit" dari Prasetya Ramadhan, Tribhuwana pun lantas memutuskan menyerahkan tahta kekuasannya.

Padahal, di satu sisi Majapahit tengah merintis pamor sebagai kerajaan yang digdaya. Gayatri disebut menjadi bagian penting dari kehidupan politik Majapahit selama Tribhuwana Tunggadewi bertahta pada 1328 - 1350. Sosoknya tak hanya cantik secara parasnya tapi juga cantik dari sisi intelektual dan kemampuan.

Bahkan, Mpu Prapanca salah seorang pujangga yang hidup di masa Kerajaan Majapahit mendeskripsikan Gayatri merupakan sosok perempuan yang spesial. Di masa Hayam Wuruk bertahta Gayatri tak hanya dianggap sebagai seorang nenek raja biasa.

Gayatri yang dijuluki Rajapatni juga kecakapan dari sisi memutuskan kebijakan pemerintahan. Hal ini membuat Gayatri juga menjadi penasihat utama dalam pemerintahan Raja Tribhuwana, atau saat anaknya bertahta.

 

Konon keputusan pengangkatan Gajah Mada sebagai mahapatih tak lepas dari peran Gayatri. Saat Tribhuwana Tunggadewi memerintah, Gajah Mada dan Tribhuwana-lah yang bekerjasama saling membuat keputusan - keputusan kenegaraan.

Sosok Gayatri terbukti tak pernah salah langkah dan sangat cermat dalam memutuskan sesuatu. Ia konon selalu berhitung cermat dan berusaha mengambil keputusan yang tepat, kendati tidak menjadi seorang raja.

Usai mundurnya Tribhuwana Tunggadewi sebagai raja, ia, memberikan tahtanya kepada Hayam Wuruk. Hayam Wuruk sendiri sama seperti Gajah Mada juga pernah mendapat bimbingan langsung dari Gayatri. Saat Hayam Wuruk bertahta, Tribhuwana Tunggadewi akhirnya menjadi dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga kerajaan.

Sebagai penghormatan kepada Gayatri, Hayam Wuruk pun menggelar acara upacara besar-besaran yakni upacara Srada. Seluruh pegawai istana, pemuka kerajaan, rakyat, dan para raja di berbagai negeri berbondong-bondong ke Majapahit untuk menghadiri upacara tersebut.

Dari situ dapat dilihat betapa besar kecintaan rakyat terhadap Gayatri, meskipun bukan ratu atau raja Majapahit. Tetapi ia mempunyai peran yang sangat besar dalam membesarkan Majapahit, terutama setelah sang pendiri sekaligus suaminya Prabu Kertarajasa atau Raden Wijaya wafat. 
 

Topik Menarik