Mengenal 4 Tokoh Bangsa Pendiri Partai Politik di Indonesia Sejak Era Belanda

Mengenal 4 Tokoh Bangsa Pendiri Partai Politik di Indonesia Sejak Era Belanda

Nasional | okezone | Selasa, 13 Februari 2024 - 06:04
share

SEPANJANG sejarah Indonesia punya banyak sekali partai politik . Partai terus bermunculan dari masa ke masa, ada yang bertahan, tapi tak sedikit yang tenggelam dalam sejarah.

Pemilu 1999 pernah tercatat sebagai pemilu dengan parpol terbanyak sepanjang sejarah kemerdekaan RI. Ini adalah pemilu pertama setelah reformasi. Total ada 141 parpol yang mendaftar ke Kemenkumham, tapi hanya 48 yang lolos sebagai peserta pemilu. Kemudian hanya 21 partai yang mendapatkan kursi DPR RI.

Partai politik umumnya didirikan sebagai wadah untuk mencapai kekuasaan dan memperjuangkan program-program sesuai visi-misi partai.

Di Indonesia, partai politik sudah ada sejak era sebelum merdeka. Kemudian setelah Indonesia merdeka, parpol terus tumbuh dengan berbagai tujuan.

Berikut 4 tokoh besar pendiri partai politik di Indonesia sejak era Hindia Belanda hingga awal kemerdekaan :

1. Soekarno

Soekarno salah satu tokoh pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI dideklarasikan pada 4 Juli 1927 di Bandung. Kehadiran partai ini bikin geram pemerintah Belanda.

Dalam Journal of Indonesian History berjudul Partai Nasional Indonesia Pada Pemilihan Umum Tahun 1955 di Semarang (2012), disebutkan bahwa bukan hanya Soekarno yang berada di balik terbentuknya PNI, namun juga ada Sartono, Tjipto Mangunkusumo, Sunaryo, dan Iskaq Tjokrohadisuryo.

Namun, keberadaan PNI dianggap sebagai ancaman bagi Belanda karena partai ini menyebarkan ajaran pergerakan di Tanah Air. Alhasil, Belanda memerintahkan penangkapan pendiri PNI pada 29 Desember 1929.

2. Douwes Dekker

Ernest Douwes Dekker merupakan penggagas Indische Partij, partai politik partai di Nusantara yang kala itu masih bernama Hindia Belanda. Meskipun berdarah Eropa, namun Dekker sangat ingin terciptanya kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia dan menjadi pelopor gerakan nasionalisme di era awal abad ke-20.

Di sisi lain, dirinya yang bukan seorang Belanda murni, kerap mendapat diskriminasi dari rekan-rekannya yang murni berdarah Belanda. Hal itu pula yang mendorongnya untuk membentuk Indische Bond, di mana orang asli Hindia Belanda atau Indo (darah campuran) bisa memimpin organisasi itu.

Tidak sendiri, Dekker ditemani oleh 2 orang sahabatnya, Ki Hadjar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiganya bahkan terkenal dengan sebutan Tiga Serangkai.

Dalam artikel yang dikeluarkan Kemendikbud tahun 2018 berjudul Kaum Nasionalis Dalam Dunia Pergerakan karya Bondan Kanumoyoso, partai yang berdiri tahun 1912 itu dimanfaatkan sebagai wadah perjuangan guna mewujudkan Indonesia merdeka. Meskipun masih menggunakan nama Belanda, namun keanggotaan partai ini terbuka bagi seluruh masyarakat Hindia Belanda. Ideologi yang digunakan adalah nasionalisme Tanah Air.

3. Soepomo

Bersama dengan Soekarno dan Ki Hadjar Dewantara, Soepomo berkolaborasi dan memunculkan gagasan untuk mendirikan Golkar (Golongan Karya). Mantan Menteri Kehakiman RI itu melemparkan gagasan berupa integralisti-kolektivis yang digaungkan sejak tahun 1940.

Melansir laman resminya, ketiga tokoh tersebut mewujudkannya dengan keberadaan Golongan Fungsional. Di tahun 1959, namanya berubah menjadi Golongan Karya. Sebenarnya, pembentukan Golongan Karya awalnya dimaksudkan sebagai wakil dari berbagai golongan di tengah masyarakat.

Di awal berdirinya, Golkar bukanlah berbentuk partai dan merupakan organisasi alternatif dari golongan fungsional. Gerakan ini berubah menjadi partai politik ketika Soekarno dan A.H Nasution memanfaatkan Golkar untuk melawan PKI.

Topik Menarik