Raden Widodo, Jenderal Cerdas yang Mempopulerkan Istilah Post Power Syndrome
POST power syndrome istilah yang kerap terdengar di media selama ini. Istilah ini ternyata sudah ada sejak sebelum era internet. Sososk yang mempopulerkan istilah post power syndrome adalah Jenderal Raden Widodo , Kepala Staf TNI Angkatan Darat periode 1 Januari 1978 hingga 30 April 1980.
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, post power syndrome adalah gejala yang terjadi ketika seseorang yang hidup dalam bayang-bayang kebesarannya di masa lalu seakan-akan belum mampu menerima perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Post power syndrome disebut juga sebagai kondisi ketika seseorang masih membayangkan pencapaiannya pada masa lalu dan membandingkannya dengan masa kini. Gejala power syndrome sering dialami oleh pensiunan.
Jenderal TNI M Jusuf yang menjabat Panglima ABRI periode 29 Maret 1978 sampai 19 Maret 1983 mendefinisikan Raden Widod sebagai orang yang memopulerkan istilah post power syndrome.
Menurut penulis Atmadji Sumarkidjo, media massa kerap mengutip imbauan Raden Widodo kepada para anggota TNI yang hendak pensiun agar tidak dihinggapi gejala post power syindrome. Istilah itu kemudian terus digunakan sehingga menjadi akrab di telinga masyarakat luas.
Istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Jenderal Widodo itu masih populer dipergunakan sampai sekarang, kata Atmadji dalam buku biografi setebal 458 berjudul Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit.
Mengenal Raden Widodo
Melansir dari Sindonews, Raden Widodo merupakan tentara lulusan pendikan Pembela Tanah Air atau Peta (Gunjin Kyoren) di Bogor tersebut pernah menjabat sebagai Pangdam VII/Diponegoro (1970-1973), Panglima Kowilhan I/Sumatera (1973-1974), Panglima Kowilhan II/Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (1974-1977). Pada puncak kariernya, Jenderal Raden Widodo pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD periode 1 Januari 1978-30 April 1980.
Sampaikan Pesan Natal di Katedral, Budi Gunawan: Semoga Dianugerahi Kedamaian dan Kebahagiaan
Lahir dari keturunan ningrat, tak banyak orang mengira Widodo bakal menembus jenderal bintang empat. Maklum, pernah satu masa kariernya berjalan sangat lambat. Tak kurang dari 11 tahun dari 1945 sampai 1956 dia harus menyandang pangkat kapten.
Pada 1957, anak kedua dari pasangan RM Taruno Hartono dan RAJ Rukmiati itu berkesempatan mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat atau SSKD (kini disebut Seskoad). Usai menempuh pendidikan, Raden Widodo didapuk sebagai instruktur di lembaga pendidikan bagi para perwira matra Darat itu.
Posisi itu disandangnya 8 tahun dari 1957 sampai 1963. Di antara mereka yang dia ajar adalah bekas komandannya, Soeharto, ujar David Jenkins dalam buku Soeharto dan Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer Indonesia 1975-1983, dikutip Jumat (26/5/2023).