Peristiwa Bersejarah di Bulan Safar dalam Islam, Terungkap Rasulullah SAW Menikah di Usia 26 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Peristiwa bersejarah di bulan safar dalam islam. Terdapat sejumlah persitiwa bersejarah di bulan Safar yang terdokumentasi sepanjang sejarah peradaban Islam.
Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah, setelah Muharram. Bulan ini memiliki banyak peristiwa bersejarah penting, termasuk hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Bulan Safar juga sering dikaitkan dengan mitos kesialan atau marabahaya. Asumsi ini sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan hingga pada masa Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW membantah mitos tersebut dan bahkan menyelenggarakan acara penting, seperti menggelar acara pernikahan di bulan Safar. Mengutip laman mui.or.id, berikut ini peristiwa bersejarah di bulan Safar, Sabtu (26/8/2023).
Peristiwa Bersejarah di Bulan Safar dalam Islam
1. Perang Al-Abwa
Dalam istilah sejarah Islam, terdapat dua jenis pertempuran, yaitu Ghazwah yang merupakan pertempuran yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW, dan Sariyah yang merupakan pertempuran yang dipimpin oleh para sahabat.
Pada tahun pertama Hijriah, pada Bulan Safar, Nabi Muhammad SAW ikut terlibat dalam perang Abwa. Beliau sendiri terlibat langsung dalam medan perang yang juga dikenal sebagai perang Buwath.
2. Perang Khaibar
Mengutip buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, setelah kembali dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, Nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah selama beberapa hari di bulan Muharram.
Kemudian, dari sisa hari Muharram hingga Bulan Safar, Nabi pergi ke Khaibar. Dengan pasukan sekitar 1.400 orang dan 200 pasukan berkuda, Nabi Muhammad SAW berhasil menaklukkan Khaibar yang mencakup benteng-benteng terkenal seperti Qumush, Syiq, Naim, dan Nithah. Perang ini terjadi pada tahun ketujuh Hijriah di Bulan Safar.
3. Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah
Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansar. Pada Bulan Safar tahun 9 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mengutus Qutbah bin Amir ke daerah yang dihuni oleh Suku Khasam, dekat dengan wilayah Bisah di dekat Turabah. Qutbah berangkat dengan 20 tentara dan diperintahkan untuk menyerang Suku Khasam.
4. Perang DzuAmr
Menurut keterangan Ibnu Ishaq, setelah kembali dari perang Sawiq, Nabi Muhammad SAW tinggal sementara di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan Muharram bersama para sahabat.
Kemudian, beliau bersama 450 sahabatnya pergi ke wilayah Najid untuk memerangi Kabilah Ghathafan. Pertempuran ini dikenal sebagai perang DzuAmr. Nabi Muhammad SAW tinggal di wilayah Najid selama sebulan penuh di bulan Safar.
5. Kedatangan utusan dari Bani Udzra menghadap Rasulullah SAW
Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun kesembilan Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan pulangnya Rasulullah dari perang Tabuk, terjadi momen bersejarah di mana Rasulullah SAW mengirim surat kepada raja-raja dan pemimpin-pemimpin di Semenanjung Arab untuk mengajak mereka masuk dalam naungan Islam.
Setelah itu, banyak suku Arab yang mengirimkan utusan kepada Rasulullah dan menyatakan penerimaan Islam, termasuk Bani Udzra. Di Bulan Safar, utusan sejumlah 12 orang dari Bani Udzra datang menghadap Rasulullah SAW.
Rasulullah menyambut mereka dengan berita gembira mengenai kemenangan di Syam. Rasulullah juga memberi peringatan kepada Bani Udzra untuk tidak mencari bantuan dari dukun serta melarang praktik penyembelihan hewan yang bukan untuk kepentingan qurban.
6. Penerimaan Islam oleh Amr bin Ash
Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dari Suku Quraisy. Ia merupakan seorang pejuang ulung yang bahkan mampu merebut Mesir dari kedua kekaisaran besar, Romawi dan Persia, sehingga dijuluki Pembebas Mesir oleh sejarawan.
Pada Bulan Safar, Amr bin Ash memeluk Islam dan mulai menjadi sahabat setia Rasulullah SAW yang pemberani. Menurut Ibnu Ishaq, keyakinan Amr bin Ash dalam memeluk islam dipengaruhi oleh seorang penguasa dari wilayah Habasyah, Ethiopia, yakni Raja Negus. Pada tahun kedelapan Hijriah, Amr bin Ash memilih untuk mengikuti ajaran Islam.
7. Hijrah Pertama Rasulullah SAW
Salah satu momen bersejarah dalam sejarah Islam adalah hijrah pertama Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa penting dan bersejarah ini terjadi pada bulan Safar. Rasulullah SAW meninggalkan Makkah pada bulan Safar dan tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.
Menurut buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, peristiwa hijrah Rasulullah SAW mengandung pelajaran bahwa dakwah dan keyakinan dapat membawa seseorang melepaskan ikatan dengan yang dicintainya, dan sebaliknya, apapun pun tidak dapat memisahkan seseorang dari dakwah dan keyakinannya.
8. Pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah
Seperti yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita terkemuka dari Suku Quraisy yang cerdas dan memiliki akhlak mulia, adalah istri pertama Rasulullah SAW.
Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah SAW menikahi Sayyidah Khadijah, yang juga dikenal sebagai Ummul Mukminin, pada bulan Safar ketika Rasulullah SAW berusia 26 tahun.
9. Pernikahan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib RA
Mengutip dari keterangan Ibnu Katsir, bukan hanya pada bulan Safar Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah RA, tetapi juga dalam bulan yang sama, putri Nabi, Sayyidah Fatimah RA, menikah dengan seorang sahabat terpercaya, Ali bin Abi Thalib RA. Keduanya mengikat pernikahan di bulan Safar pada tahun kedua Hijriah.
10. Rasulullah SAW Jatuh Sakit
Menurut Sirah Nabawiyah Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Rasulullah SAW jatuh sakit pada tanggal 28 atau 29 Safar tahun 11 H. Kala itu beliau menghadiri pemakaman salah seorang sahabat di Baqi\' dan dalam perjalanan pulang, beliau merasakan sakit kepala dan demam yang parah.
Demam beliau begitu tinggi sehingga para sahabat bisa merasakan panasnya di sorban yang beliau kenakan. Beliau tetap memimpin shalat selama 11 hari, meskipun dalam keadaan sakit. Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, atau 8 Juni 632 M.
Demikianlah, informasi mengenai peristiwa penting dan bersejarah di bulan Safar dalam Islam.