Waduh, China Lagi-Lagi Kerahkan Drone Tempur Bawa Rudal Dekati Wilayah Taiwan
TAIPEI, iNews.id - Taiwan mendeteksi 20 pesawat militer China memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) wilayahnya, Sabtu (26/8/2023). Di antara armada yang dikerahkan itu adalah drone tempur.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan menyatakan, pesawat berawak dan tak berawak itu memasuki ADIZ dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu pagi waktu setempat.
Satu drone tempur China TB-001 terbang di sepanjang pantai timur Pasifik Taiwan. Drone terbang ke bagian utara Taiwan menuju Pasifik. Setelah itu drone putar balik menyusuri jalur yang sama sebelum masuk wilayah China lagi.
Media pemerintah China merilis foto drone berjuluk kalajengking berekor kembar tersebut. Tampak drone membawa rudal di bawah sayap. Disebutkan, TB-001 mampu menjalankan misi jarak jauh serta terbang pada ketinggian ekstrem.
Ini bukan kali pertama China mengerahkan drone tempur TB-001 ke dekat wilayah Taiwan, melainkan pernah pada April lalu. Namun pengerahannya tergolong jarang sekali.
Mensos Gus Ipul Ajak Masyarakat Tingkatkan Solidaritas Sosial pada Peringatan HKSN 2024 di Pasuruan
Sementara itu pesawat-pesawat militer berawak yang memasuki ADIZ, termasuk jet tempur Sukhoi Su-30 dan J-10 serta pesawat intai anti-kapal selam.
Beberapa jet tempur, bahkan drone, melintasi garis tengah Selat Taiwan, batas tak resmi yang membagi dua wilayah di tengah. China tak memandang garis batas itu dengan menerbangkan pesawat-pesawat serta kapal perangnya ke wilayah itu. Bagi China, Taiwan masih masuk dalam provinsinya, sehingga memandang sah-sah saja memasuki wilayah tersebut.
China semakin meningkatkan aktivitas militernya sejak beberapa tahun terakhir. Meski demikian Taiwan belum melaporkan adanya pesawat militer China yang benar-benaar memasuki wilayah teritorialnya. Meski demikian jalur terbang pesawat-pesawat tersebut sudah mendekati zona tambahan wilayah tersebut, yakni berjarak sekitar 44 km dari pantai.
ADIZ bukan wilayah udara teritorial, melainkan zona pertahanan yang memberikan waktu bagi militer Taiwan untuk bereaksi jika ada potensi bahaya dari aktivitas pesawat musuh.