Pentingnya Membangun Kompetensi 5C Pada Periode Emas Demi Masa Depan Anak
Sampoerna Academy sebagai pelopor sekolah antarbudaya dan pionir STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, & Mathematics) di Indonesia, meresmikan kampus keduanya di Surabaya yang berlokasi di Grand Pakuwon, Kamis (24/8).
Sebagai rangkaian acaranya, diadakan diskusi mengenai pentingnya kompetensi abad 21 pada masa periode emas anak, demi terciptanya generasi unggul masa depan.
Pendidikan berbasis STEAM di Sampoerna Academy, dirancang untuk mempersiapkan anak belajar berpikir dengan memperkuat lima komponen penting yang disebut 5C.
Yakni, Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character.
Kompetensi 5C menjadi sangat penting bagi anak untuk mempersiapkan mereka menjawab tantangan abad 21 yang berbeda.
Selain itu kemampuan mereka berpikir kritis dalam memecahkan masalah terus diasah.
Sehingga, mendorong mereka untuk menjadi inovator yang mampu berdaya saing global.
Prabowo Maafkan Koruptor asal Kembalikan Uang Negara, Menko Yusril: Bagian Amnesti dan Abolisi
Seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada peresmian Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, bahwa pemerintah memiliki target penguatan kualitas sumber daya manusia demi menuju Indonesia Emas 2045.
Khofifah juga menyampaikan, pedagogi STEAM yang diterapkan Sampoerna Academy akan mendukung perkembangan otak kanan dan kiri secara berkesinambungan, dengan pembentukan karakter yang kuat.
Dia juga menambahkan, karakter kuat sangat dibutuhkan. Sebab, untuk menjadi teknokrat, harus memiliki sentuhan humanis di dalamnya. Dan inilah yang menjadi kekuatan bagi Sampoerna Academy.
Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel menjelaskan, STEAM yang diterapkan di Sampoerna Academy akan memandu siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup.
Agar memiliki ketangguhan menghadapi tantangan masa depan.
Dalam pendidikan STEAM, siswa didorong untuk belajar secara holistik termasuk penerapannya dalam situasi kehidupan nyata. Hal ini akan membantu peserta didik dalam hal menjadi pemecah masalah dan komunikator yang hebat, ungkap Anushia.
Kompetensi 5C merupakan soft skill di dalam diri anak yang perlu ditumbuhkan sejak usia dini karena keterampilan ini dapat menjembatani kecerdasan dan pengetahuan anak dengan peran nyata mereka di lingkungannya.
Pada masa periode emas, menjadi sangat penting untuk mulai membiasakan anak dengan pembelajaran dan aktivitas yang memiliki muatan 5C.
Sebab di usia ini, anak mempunyai inisiatif yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya.
Psikolog Anak Elisabeth Santoso yang turut hadir dalam acara ini menyebutkan, bahwa peran sekolah dalam mengembangkan kompetensi 5C menjadi sangat penting.
Salah satu hal penting yang sekolah perlu terapkan dalam mengembangkan Kompetensi 5C adalah, pertama, peran guru yang dapat menjadi role model bagi para muridnya.
Disebutkannya, anak belajar dari melihat orang lain dalam membawa dirinya masing-masing.
Dalam konteks sekolah, guru merupakan sosok yang sering berinteraksi dengan anak.
Kedua, sekolah tidak hanya memberikan materi akademik, tapi juga menjadi sarana untuk mempraktekan soft skill-nya.
Ketiga, di luar pelajaran, sekolah juga menjadi sarana untuk anak berinteraksi dekat dengan teman-teman dan gurunya.
Maka dari itu, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang membuat anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, menyediakan pembelajaran tentang anti bullying , toleransi, empati terhadap teman dan sesama, serta mengajarkan nilai-nilai karakter, jelas Elisabeth.
Selain peran sekolah, peran orangtua menjadi hal yang tidak kalah penting dalam mengembangkan Kompetensi 5C pada anak.
Hal ini juga didukung publik figur MG Margenie, yang menyekolahkan ketiga anaknya di Sampoerna Academy.
Sebagai orangtua masa kini, tugas pendidikan bukan hanya milik sekolah, tetapi juga saya. Saya merasa penting untuk mendorong growth mindset bagi anak-anak saya, bebernya. Dia mengaku sering mengajak anak-anak berdiskusi tentang banyak hal dan mendengarkan pendapat mereka.
Selain itu, Margenie juga sering mengajak anak-anaknya untuk mencoba berbagai hal baru yang mungkin dapat dijadikan passion atau hobi mereka.
Hal seperti ini, menurut dia, akan sangat baik untuk anak belajar keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan perubahan.
Dan saya sangat satisfied dengan segala yang dipersiapkan pihak sekolah mulai dari fasilitas hingga para pengajar yang sangat ready mempersiapkan anak-anak datang ke lingkungan sekolah dengan hati yang bahagia, ungkap Margenie.
Untuk mendukung siswa mengembangkan kompetensi 5C, Sampoerna Academy menyediakan lingkungan belajar yang aman, peduli dan kolaboratif dengan kualitas terbaik.
Serta, memenuhi ekspektasi global untuk pencapaian akademis dan pengembangan karakter.
Hal ini diperkuat dengan dibukanya Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, sebagai wujud komitmen Sampoerna Academy untuk menghadirkan pendidikan kelas dunia demi mendorong akselerasi lahirnya generasi muda berkualitas di Indonesia yang berdaya saing global.
Tugas kami sebagai pengajar di Sampoerna Academy yakni untuk mengembangkan kompetensi 5C dalam lingkungan belajar yang menyenangkan, yang dapat mereka terapkan di kehidupan nyata, tutur Anushia.
Dia menambahkan, Samporna University juga selalu mendukung apa pun minat siswa, baik di akademis maupun non-akademis.
Dia berharap, dari pembelajaran di sekolah, orangtua juga dapat mendukung penuh anak untuk mengembangkan kompetensi 5C di rumah.
Hal ini perlu dilakukan demi mendorong lahirnya individu unggul dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan, tutup Anushia.