Polisi Selidiki Kasus Guru yang Dirampok Rombongan Debt Collector di Jakpus
JAKARTA - Kasus perampokan yang dialami oleh seorang guru ekstrakurikuler (Ekskul) di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai Debt Collector diselidiki polisi. Saat ini, korban telah membuat laporan ke secara resmi ke Polsek Cempaka Putih.
"Kita terus melakukan penyelidikan atas kasus seorang pengendara yang jadi korban pencurian handphone dan STNK," ucap Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Bernard Saragih dalam keterangannya, Jumat, (25/8/2023).
Bernard menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Kita sudah lakukan olah TKP di tempat awal korban yang berhenti di pombensin. Pemeriksaan Closed Circuit (CCTV) telah kita lakukan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Seorang guru ekstrakurikuler sekolah swasta, M.Faisal Harianto menjadi korban perampokan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai Debt collector atau biasa disebut Mata Elang. Peristiwa ini dialami Faisal di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Pusat, Jumat, (18/8/2023).
Kata Faisal, awalnya dia diikuti oleh sekelompok orang yang mengendarai motor. Saat itu dia baru saja pulang dari Kampus di Kawasan Jakarta Timur menuju Jakarta Pusat.
Kemudian, Faisal yang mengendarai motor berhenti di kawasan Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih untuk melihat denah lokasi di aplikasi. Namun, tiba-tiba terdapat sekelompok orang mengendarai 6 motor yang salah satu diantaranya langsung mendatangi Faisal.
"Mereka itu datang tidak semua hanya beberapa beberapa motor. Dan mereka itu perawakan orang timur. Saya pikir mereka mau isi bensin ternyata langsung ada yang nyamperin saya," ungkapnya, Sabtu (19/8/2023).
Orang tersebut berkata kalau motor yang dikendarai Faisal menunggak. Faisal pun tak langsung percaya sebab menurutnya kredit motor tersebut telah dibayar. Lalu dia menelpon orang tuanya untuk memastikan kebenaran tuduhan orang tersebut.
"Pas saya lagi nelepon ibu saya, belum selesai berbicara dengan ibu saya, terus datang satu lagi mereka langsung ambil handphone saya. Katanya biar dijelaskan ke ibu saya," katanya.
Satu orang komplotan tersebut turut mendatangi Faisal yang mempertanyakan keberadaan STNK nomornya. Faisal kemudian memperlihatkan STNK-nya.
"STNK awalnya saya pegang karena mau difoto oleh pria timur lainnya untuk difoto. Tidak berlangsung lama, pria lainnya datang langsung mengambil STNK yang dipegang dirinya," ucapnya.
STNK tersebut dibawa oleh salah satu pria timur lainnya dengan alasan untuk difoto. Faisal mengatakan bahwa dirinya seperti dibuat bingung. Kelompok itu pun langsung meminta Faisal untuk ikut ke kantornya.
"Saya disuruh ikut ya udah saya ikut tapi saya boncengi satu orang yang masih menelepon ibunya. Akhirnya saya ikut iring - iringan mereka yang motornya hampir semuanya tidak pakai plat nomor kendaraan," ungkapnya.
Faisal mengatakan kelompok itu bilang jika motornya menunggak tiga bulan. Faisal menjelaskan baru berjarak beberapa meter dirinya bersama orang timur tersebut.
"Nah pas berhenti disitu, yang saya bonceng turun dan langsung menjauh ke trotoar. Dan satu pria lainnya yang bawa STNK juga menjauh. Mengetahui ada yang tidak beres, saya langsung cabut dengan nancap gas motor saya," terangnya.
Faisal mengatakan bahwa dirinya telah melapor ke Polsek Cempaka Putih. Namun petugas piket di sana justru menyuruh melapor ke Polsek lainnya.
"Katanya di suruh lengkapi surat keterangan rangka mesin, surat pembayaran motor. Tapi saat itu tidak disuruh kembali kali karena saya dibilang bisa melapor ke mana saja," ungkapnya.
Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Ajun Komisaris Polisi (AKP) Suprayogo mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti adanya laporan tersebut.
"Kalau di wilayah kami tidak ada seperti gerombolan mata elang yang mencari pengendara yang tidak bayar cicilan motor. Mungkin itu korban sudah diikuti di luar wilayah Cempaka Putih," tegasnya.