Mengintip Keindahan Ulos yang Dipadukan dengan Sutera Jepang di The Apurva Bali
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak kain nusantara di Indonesia yang memiliki keunikan dan menjadi warisan budaya. Salah satunya, ulos yang berasal dari suku Batak, Sumatera Utara.
Ulos biasanya digunakan dalam acara adat atau upacara pernikahan, pemakaman, hingga keagamaan. Ulos memiliki nilai simbolis tinggi bagi suku Batak, karena diyakini memiliki kekuatan magis dan bisa membawa keberuntungan serta perlindungan bagi pemakainya.
Selain itu, ulos juga memiliki corak dan warna yang khas, dan diproduksi dengan teknik tenun yang sangat rumit dan memakan waktu lama. Kain Ulos juga telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2018. Oleh karena itu, kain ulos sangat penting untuk dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, ulos semakin mendunia. Hal tersebut terlihat dari kemegahan panggung teater di The Apurva Kempinski Bali. Tepatnya pada momen spesial perayaan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin selama 65 tahun.
Sebagai bagian dari Powerful Indonesia Festival, The Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan perancang busana ternama asal Sumatera Utara, Torang Sitorus, mempersembahkan peragaan busana yang berlandaskan pada rasa saling menghormati dan apresiasi tinggi terhadap budaya melalui kerajinan tangan, mode, karya seni, dan musik.
Torang Sitorus terpilih sebagai satu-satunya perancang busana Indonesia yang ikut serta dalam memeriahkan perayaan ini. Dia menampilkan karya mutakhir yang memadukan kain asli Sumatera Utara dengan keanggunan sutera Jepang.
Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali mengatakan, inti dari koleksi terbaru Torang dalam pameran ini adalah teknik inventif terhadap ulos dengan memberikan beragam pilihan warna-warna baru yang unik dan cara dalam menata busana dari kain khas Indonesia ini.
Kami menyambut koleksi inovatif Torang Sitorus dengan antusiasme tinggi di The Apurva Kempinski Bali. Karyanya merupakan perpaduan yang harmonis antara warisan kekayaan budaya Indonesia dengan gaya kontemporer, perwujudan dari persatuan dalam keberagaman, kata Vincent melalui keterangannya belum lama ini.
Vincent menambahkan, karya seni Torang memadukan warisan budaya Indonesia dengan perspektif modern, yang tidak hanya relevan untuk masyarakat Indonesia, namun juga bagi komunitas global. Kolaborasi ini mencerminkan kekuatan seni dalam menjembatani budaya dan membina hubungan yang lebih bermakna. Kami merasa terhormat untuk menjadi
bagian dari perjalanan ini, kata Vincent Guironnet.
Perlu diketahui, Torang Sitorus telah mempelajari keunikan ulos selama 25 tahun, di mana inovasi dan sustainability terpancar dari setiap tenunannya yang menggunakan benang \'katun sutera bemberg\' dari Jepang, yang berasal dari biji kapas. Sementara, beragam warna-warna cerah yang tersedia dihasilkan dari pewarna kain alami yang berasal dari daun jolawe, kayu secang, kayu nangka, ekstrak daun, indigo, serat mahoni, dan gambir.
Belum lama ini, secara tidak sengaja Torang menemukan serangkaian warna yang lebih lembut untuk ulos ketika bereksperimen dengan air sisa pencelupan benang bemberg dengan warna ulos pada umumnya. Warna-warna lembut hasil eksperimennya menjadi warna tambahan untuk warna Ulos pada umumnya, atau disebut marhilong, yang biasanya dikenakan ketika upacara tradisional seperti pernikahan.
Koleksi Ulos dengan warna-warna baru yang lebih lembut ini banyak digemari para kolektor dan penggemar tekstil Indonesia. Meskipun warna Ulos kini telah bertambah, saya komitmen untuk melestarikan keaslian motif ulos seperti garis, kotak, zig-zag, dan pucuk rebung, kata Torang Sitorus.
Pameran koleksi ulos hasil karya Torang sebelumnya telah diselenggarakan di Medan, Jakarta, dan The Apurva Kempinski Bali, di mana pameran-pameran tersebut mendapatkan respons positif dari publik, terutama dari komunitas ekspatriat Jepang.
Sambutan yang luar biasa tersebut memicu kolaborasi lintas budaya di mana koleksi Torang telah menginspirasi seorang pengusaha tekstil asal Jepang untuk menggunakan kain Ulos sebagai bahan utama untuk membuat koleksi Kimono. Saya merasa sangat terhormat dapat mempersembahkan koleksi di The Apurva Kempinski Bali, sebagai bagian dari perayaan \'Powerful Indonesia Festival, kata Torang.









