Analisis ASOCA Geostrategi Memperkuat Pemimpin Cerdas
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Juni lalu, menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) dengan tujuan untuk melakukan inventarisasi isu strategis di Pemerintah Daerah. Hal ini untuk memastikan sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga dampaknya dapat dirasakan dengan lebih cepat dan luas.
Rakor tersebut sekaligus menandakan bahwa tata kelola pemerintahan harus lebih efektif. Efektivitas ini harus dimulai dari jajaran Pemerintahan tingkat bawah, menengah, dan atas. Maka ada yang bisa direfleksikan dari sini bahwa dalam skala luas dan mendalam, menyangkut perspektif geostrategi, esensi utama manajemen pemerintahan menjadi faktor penting yang mempengaruhi arah dan kebijakan suatu negara.
Untuk itu dibutuhkan satu dokumen yang komprehensif. Dan dokumen ini menjadi metode pemikiran dan analisis ketika masuk konteks geopolitik dan geostrategi, disebut ASOCA. ASOCA adalah: Ability (kemampuan), Strength (kekuatan), Opportunities (peluang), Culture (budaya), dan Agility (kecerdasan).
Sinergitas elemen-elemen ASOCA itu sangat penting dalam menemukan strategi pemecahan masalah, pengambilan putusan, dan dapat dikembangkan dalam mengikuti perubahan, perkembangan zaman, dan serta kebutuhan.
Dalam konteks geostrategi, ASOCA dapat menjadi alat untuk menemukan strategi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan negara. Ini memberikan perspektif yang lebih luas dengan mengintegrasikan kemampuan, kekuatan, peluang, budaya, dan kecerdasan.
Selain itu ASOCA juga menjadi sebuah dokumen pemikiran pertama yang merepresentasikan budaya dan kecerdasan, sebagai sejarah awal konsepsi pengambilan keputusan untuk pemimpin yang cerdas. Maka di konsepsi ini budaya dan kemimpinan yang cerdas, menjadi proses terhadap tata kelola pemerintahan yang ideal.
Dalam tata kelola pemerintahan yang ideal, dengan demikian aspek budaya mengacu pada nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang membentuk cara kerja dan sikap di dalam lingkungan pemerintahan.
Di sinilah ASOCA menjabarkan bahwa budaya memainkan peran yang signifikan dalam tata kelola pemerintahan. ASOCA pun semakin mengajak menukik memahami: budaya yang baik dalam pemerintahan berarti mengedepankan integritas, profesionalisme, partisipasi publik, dan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Sedangkan budaya yang buruk dalam pemerintahan dapat menyebabkan kegagalan sistemik. Korupsi, nepotisme, dan praktek-praktek tidak etis. Semua ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan menghalangi perkembangan negara. Budaya yang otoriter, atau tidak inklusif, dapat menghambat partisipasi warga negara dan mengurangi kualitas kebijakan yang dihasilkan.
Untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang baik dalam lembaga Pemerintah, langkah-langkah harus diambil, antara lain pemimpin menunjukkan contoh yang baik dalam integritas, transparansi, dan etika kerja. Dengan menyebut contoh teladan itu, oleh karenanya kecerdasan pemimpin menjadi kualitas penting pemimpin yang efektif.
Cerdas ini baik mencakup cerdas intelektual, cerdas eomisonal, maupun cerdas spiritual. Dalam aspek cerdas intelektual, dalam kapasitas intelektual ini pimpin mampu berpikir kritis. Berani mengatasi tantangan kompleks, mengambil keputusan yang baik berdasarkan data dan informasi yang ada, serta berpikir strategis.
Sedangkan dalam aspek kecerdasan emosional, membuat pemimpin tetap tenang dalam situasi sulit. Juga peka terhadap dinamika kelompok, dan bisa mengelola konflik dengan bijaksana. Selain itu ketika pemimpin punya kecerdasan spiritual, ia pun memiliki visi, prinsip-prinsip yang kuat, dan mampu menginspirasi orang lain untuk bergerak menuju visi tersebut.
Dengan ASOCA maka terlihatlah sampai sejauh mana pemimpin cerdas, dan berani membawa perubahan yang berarti. Serta sampai sejauh ia teladan bagi rakyat menuju masa depan yang lebih baik. Dukunglah dan kembangkanlah pemimpin semacam itu untuk kemajuan masyarakat.
Prof . Dr . Ermaya Suradinata , SH , MH , MS , adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, Gubernur Lemhannas RI, dan saat ini Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.










