Ternyata "Rem Darurat" Tidak Bisa Buat Kereta Api Berhenti Mendadak, Ini Alasannya

Ternyata "Rem Darurat" Tidak Bisa Buat Kereta Api Berhenti Mendadak, Ini Alasannya

Nasional | BuddyKu | Rabu, 26 Juli 2023 - 09:03
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Mungkin kita semua sudah tahu bahwa kereta memiliki "rem darurat" di dalam gerbong kereta, yang bisa digunakan dalam kondisi darurat oleh para penumpangnya. Meski disebut "rem darurat", tapi rupanya rem ini tidak bisa membuat kereta berhenti mendadak.

"Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak," tulis keterangan tertulis resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI), Rabu (26/7/2023).

Rem darurat pada kereta hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar, untuk menhentikan kereta lebih cepat. Maka dari itu, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman.

Dijelaskan PT KAI, pengereman yang dipakai pada KA, saat ini menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda. Friksi ini yang akan membuat kereta bisa berhenti.

Penjelasan itu disampaikan PT KAI, sambil memberikan penjelasan bahwa kereta api memang tidak bisa berhenti secara mendadak. Alasannya karena panjang dan berat dari rangkaian kereta.

"Makin panjang dan berat rangkaian KA, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang," tulis PT KAI.

Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta, dengan berat mencapai 600 ton dan angka itu beum termasuk penumpang dan barang bawaan. Kondisi tersebut membuat kereta membutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaiannya berhenti.

Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada jarak pengereman. Di antaranya soal kecepatan kereta api, karena semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengeremannya.

Faktor lain adalah kemiringan dari jalan rel, presentase gaya pengereman dan jenis kereta api, apakah kereta penumpang atau barang. Selain itu ada faktor jenis rem, yaitu blok komposit atau blok besi car dan kondisi cuaca.

Bila penasaran, Anda juga bisa melakukan penghitungan jarak pengereman. Mengingat kereta di Indonesia menggunakan pengereman udara, maka rumus yang dipakai adalah rumus minden, yang dijabarkan dari tulisan Ir Hartono AS, MM.

Perhitungan meliputi kecepatan kereta api dalam km/jam, prosentase pengereman dan lereng atau kemiringan. Faktor lain yang dihitung adalah faktor kecepatan dan jenis rem, koreksi tanjakan dan faktor koreksi panjang rangkaian.

Topik Menarik