Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Aplikasi Kesehatan Mental Mcare, untuk Tekan Maraknya Kasus Bunuh Diri
MALANG, celebrities.id - Mahasiswa Universitas Brawijaya membuat terobosan baru dengan menciptakan aplikasi kesehatan mental. Aplikasi yang dinamakan Mcare ini bisa bekerja terintegrasi dengan psikolog dan psikiatri.
Ada pun enam mahasiswa jurusan teknik mesin Universitas Brawijaya yang membuat aplikasi pencegahan bunuh diri ini yakni Janu Andrean, Clarissa Ratusima Arifin, Faris Idan Aulia Rahman, Sa Bashkaran Adi Warman, Kelvin Lowenchris, dan Michael Kelvin. Berkat inovasi aplikasi pencegahan bunuh diri ini berhasil menyabet penghargaan World Young Investor Exhibition (WYIE) di Malaysia.
Pembuatan aplikasi pencegahan bunuh diri ini dilatarbelakangi karena banyaknya kasus bunuh diri dan kesehatan mental yang terjadi. Apalagi ada salah satu anggotanya yang juga memiliki masalah kesehatan mental, sehingga membuat ia dan rekan-rekannya membuat aplikasi untuk kesehatan mental. Selain itu, masih ada anggapan bahwa kesehatan mental distigmakan oleh masyarakat sebagai hal yang negatif alias tidak waras.
"Itu yang melatarbelakangi aplikasi kami untuk membantu teman-teman kami diseluruh Indonesia atau mungkin diseluruh dunia, yang memiliki masalah kesehatan mental atau ingin mengetahui masalah kesehatan mental mendapatkan pelayanan yang layak dan mudah, serta menghilangkan stigma buruk masyarakat tentang masalah kesehatan mental," ucap Janu Andrean, dikonfirmasi pada Selasa (27/6/2023).
Keengganan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan mental inilah yang juga dinilai Janu menjadi kendala ketika proses pembuatan aplikasi. Pasalnya harus ada beberapa sampel survei yang dilakukan secara acak kepada sejumlah orang.
"Enggannya masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan mental padahal kesehatan tidak hanya dinilai secara fisik tetapi secara mental pun mempengaruhi kesehatan seseorang," ujar dia.
Meski demikian, Janu dan kelima temannya tetap berupaya maksimal menyelesaikan proses pembuatan aplikasi dalam waktu dua bulan. Mereka menyelesaikan fitur - fitur penyempurna di aplikasi pencegahan bunuh diri dengan melibatkan beberapa psikolog dan psikiatri.
"Untuk psikolog dan psikiatri yang dipilih adalah tenaga kesehatan yang telah memiliki kerjasama dengan aplikasi. Rencananya dari kami akan memperluas koneksi psikolog dan psikiatri sehingga dari user dapat memilih dan menyesuaikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan," ujarnya.
Pengguna aplikasi disebutkan Janu bisa memanfaatkan layanan fitur yang berbayar dan tanpa bayar alias gratis. Khusus untuk layanan berbayar, pengguna bisa memanfaatkan fasilitas layanan konsultasi dengan psikolog, tetapi dengan harga terjangkau.
"Biaya yang dibayarkan adalah biaya jasa terhadap psikolog dan psikiatri, dan biaya yang dibayarkan merupakan biaya untuk satu sesi konsultasi. Jadi dari harganya terjangkau oleh semua kalangan, untuk yang free tetap mendapatkan semua akses terhadap fitur di aplikasi," ujarnya.
Ke depannya dia dan kelima rekannya masih akan mengembangkan layanan dan fitur-fitur di dalam aplikasi Mcare ini. Selain akan menambah kerjasama beberapa psikolog dan psikiatri, dirinya berharap penggunaan aplikasi bisa diperluas hingga beberapa psikolog dan psikiatri di luar Malang.
Pesawat CN 295 dan Fokker 50 Polri Droping Logistik untuk Korban Bencana di Aceh hingga Sumbar
"Tapi kami masih mencari relasi dengan psikolog dan psikiatri untuk diajak kerja sama, jadi (untuk psikiatri dan psikolog di luar Malang) masih belum ada. Rencananya dari kami akan memperluas koneksi psikolog dan psikiatri, sehingga dari user dapat memilih dan menyesuaikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan," ujarnya.










