Rahasia Alumni Unair Lulus S2 Kedokteran di Harvard, Ini Katanya

Rahasia Alumni Unair Lulus S2 Kedokteran di Harvard, Ini Katanya

Nasional | BuddyKu | Senin, 26 Juni 2023 - 10:45
share

JAKARTA, iNews.id - Menempuh pendidikan tinggi di kampus top dunia merupakan dambaan semua orang, termasuk alumni Universitas Airlangga (Unair) bernama Farizal Rizky Muharam. Farizal diketahui berhasil lulus program Master Global Health Delivery di Harvard Medical School, Harvard University.

Lantas, bagaimana cara Farizal bisa menembus salah satu perguruan tinggi terbaik dunia tersebut? Ini tips dan triknya.

Tips dan Trik lulus S2 Kedokteran di Harvard

Menurut Farizal, hal pertama yang harus calon pendaftar lakukan adalah menentukan tujuan. Tujuan ini menurut Farizal adalah hal yang penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Harus paham tujuan yang mau kita capai dan apa dampaknya saat pulang ke Indonesia nanti. Kalau alasan kita kuat maka semua prosesnya akan mengikuti, kata dia dikutip Senin (26/6/2023).

Kemudian adalah membangun rekam jejak yang baik. Rekam jejak yang baik ini akan terlihat pada daftar riwayat hidup. Saat menyusun daftar riwayat hidup, Farizal menyarankan untuk fokus pada bidang yang ingin dipelajari di Harvard University.

Saya fokusnya pada kebijakan kesehatan. Jadi yang saya tonjolkan adalah pengalaman organisasi, relawan, hingga internship. Saya juga memasukkan pengalaman penelitian terkait dengan kebijakan publik, tutur dia.

Tak cuma itu, kata Farizal, jangan segan untuk selalu berdiskusi dengan dosen dan membina hubungan baik dengan mereka. Apalagi, salah satu persyaratan yang harus calon mahasiswa Harvard University miliki adalah adanya surat rekomendasi.

Saat berhubungan sama dosen-dosen, saya banyak berdiskusi dengan mereka dan membina hubungan baik. Jadi jika meminta rekomendasi nantinya lebih mudah dan tidak bingung, ujar Farizal.

Kemudian, hal tak kalah penting adalah kemampuan bahasa Inggris. Kesulitan setiap orang pada komponen kemampuan bahasa Inggris berbeda-beda. Farizal mengungkapkan bahwa ia sempat kesulitan pada komponen writing dan speaking.

Namun hal ini tak jadi kendala berarti karena ia hadir di lingkungan yang mendukung setiap proses yang ia lalui. Oleh kerena itu, ia selalu memanfaatkan waktu bersama teman-temanya untuk berlatih.

Kalau dari writing saya coba untuk menulis paper. Kalau speaking, latihan bersama teman-teman melatih kemampuan bicara sekaligus diskusi, tuturnya.

Saat ini untuk mengikuti tes kemampuan bahasa Inggris cukup mudah. Masyarakat bisa menggunakan aplikasi tes kemampuan bahasa Inggris yang bebas akses.

Bahkan, biayanya juga lebih murah. Beberapa kampus dunia telah memperbolehkan calon mahasiswanya menggunakan aplikasi ini, salah satunya Harvard University.

Tes melalui aplikasi sama saja sulitnya dengan tes pada umumnya. Hanya saja biayanya lebih murah dan bisa dilakukan di mana saja, ujarnya.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk terus bermimpi setinggi mungkin. Ia optimis bahwa kemampuan masyarakat Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Anak Indonesia itu nggak kalah sama orang dari negara lain. Kalau kita bermimpi maka carilah jalan. Jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua, kata dia.

Topik Menarik