Misteri Angka 4 Jam Gadang Bukittinggi, Kenapa Ditulis IIII Bukan IV?
AKURAT.CO, Jam Gadang adalah sebuah jam raksasa yang terletak di jantung kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Jam ini didesain dengan gaya modern berbentuk menara khas rumah adat Minangkabau setinggi 26 meter dan memiliki 4 sisi yang masing-masing diameternya sebesar 80 sentimeter.
Hingga saat ini, Jam Gadang menjadi salah satu tempat wisata yang paling terkenal sekaligus menjadi landmark kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Dari puncaknya, para pengunjung bisa menikmati keindahan kota Bukittinggi.
Jam tersebut dibuat oleh seorang ahli dari Amerika dan merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada seorang sekretaris, Rock Maker atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi).
Didatangkan langsung dari Rotterdam melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin.Mesinnya hanya ada dua di dunia, serupa dengan mesin Big Ben di Inggris sehingga keduanya dikenal sebagai jam kembar.
Mesin dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.
Dibalik keindahan dan kemegahannya, ternyata Jam Gadang memiliki misteri tersendiri pada angka 4. Dalam urutan angka romawi, angka 4 seharusnya ditulis sebagai IV tapi pada Jam Gadang ditulis dengan IIII. Lantas apakah latar belakang penulisan angka tersebut?
Misteri Angka 4 Jam Gadang

Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (15/6/2023), terdapat beberapa hal yang menyebabkan angka pada Jam Gadang ditulis IIII, berikut penjelasannya:
1. Keseimbangan visual
Sejarah penulisan angka \'IIII\' bermula dari permintaan Raja King Louis XIV kepada seorang untuk membuat sebuah jam baginya. Pembuat jam memberi nomor pada setiap jam sesuai dengan aturan angka romawi.
Setelah melihat jam yang diberikan kepadanya, raja tidak setuju dengan penulisan \'IV\' sebagai angka 4 dengan alasan ketidakseimbangan visual.
Penulisan angka \'IV\' dianggap tidak memiliki keseimbangan visual dengan angka seberangnya, VIII. Sehingga ditulislah \'IIII\' khusus pada angka di jam.
2. Angka 4 dahulu ditulis "IIII"
Beberapa ahli menyatakan angka 4 dalam huruf romawi awalnya memang tertulis \'IIII\'. Hal ini terjadi jauh sebelum pemerintahan Louis XIV. Penulisan angka empat dengan \'IV\' dikatakan sebagai perubahan penulisan angka romawi yang awalnya \'IIII\'.
3. Dewa
Angka romawi \'IV\' adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER. Jika diletakkan di dalam jam bangsa Romawi, maka jam itu akan bertuliskan 1, 2, 3, DEWA, 5. Berdasarkan penjelasan tersebut, bangsa Romawi tidak ingin nama tuhan mereka ditaruh di jam seperti itu.
4. Mengenang pekerja yang meninggal
Menurut cerita masyarakat sekitar konon dalam proses pembangunan Jam Gadang ada 4 pekerja atau tukang batu yang meninggal karena kecelakaan kerja. Untuk mengenang hal tersebut, maka sengaja ditulis angka I berjajar sebanyak 4 kali menjadi \'IIII\'.
5. Menghindari arti "aku menang".
Angka \'IV\' diartikan sebagai "I Victory" yang artinya aku menang. Belanda yang juga andil dalam pembuatan bangunan setinggi 26 meter itu menghindari arti "aku menang".
Belanda khawatir memicu pemberontakan untuk menentang penjajah karena pihaknya yang mendatangkan jam dari negerinya memesan angka 4 ditulis sebagai \'IIII\'.
Itulah beberapa misteri yang diduga sebagai asal mula penulisan angka 4 pada jam gadang ini. Sampai saat ini belum ada yang mengetahui alasan pasti terkait penulisan tersebut.