Menilik Keberadaan Kota Kuching, Daerah Bersejarah di Malaysia
KUCHING, celebrities.id Sebagian besar orang mungkin belum ada tahu Kota Kuching yang berada di Serawak, Malaysia.Ketika mendengar namanya, pasti banyak yang mengira ini adalah sebuah daerah yang dipenuhi dengan mamalia berkaki empat, kucing.
Melansir laman pemerintahan Kuching pada Kamis (15/6/2023), kota ini merupakan pusat pemerintahan ketiga Sarawak pada masa pemerintahan Empayar Brunei pada 1827.
Pada 1841, Kuching menjadi pusat pemerintahan utama Sarawak setelah diserahkan kepada James Brooke untuk membantu kerajaan Brunei menamatkan pemberontakan.
Sarawak merupakan bagian dari Empayar Brunei sejak Sultan Brunei pertama, Sultan Muhammad Shah. Sebelum Kuching berdiri, dua pusat pemerintahan sebelumnya adalah Santubong yang didirikan Sultan Pengiran Tengah pada 1599, dan Lidah Tanah yang didirikan oleh Datu Patinggi Ali pada awal 1820-an.
Setelah berbagai perubahan pemerintahan, akhirnya nama Kuching dipiliha yang dipertahankan hingga saat ini. Namun, dari mana penamaan tersebut diambil?
Sebagian besar, masyarakat Kuching meyakini bahwa itu diambil dari kata Cochin, sebuah pelabuhan perdagangan di Pantai Malabar. Itu merupakan istilah utama di China dan British India untuk perdagangan di pelabuhan.
Namun, ada yang menyebutkan bahwa ketika James Brooke menjadi Rajah pertama pada 1841 setelah menghentikan pemberontakan, kota Kuching masih bernana Sarawak. Saat itu, kota ini dikenal dengan Rajah Putih (White Rajah).
Tapi, ketika Charles Brooke memimpin pada 1868, berubah menjadi Kuching berdasarkan permintaannya. Pada akhir pemerintahannya, Kuching berkembang menjadi sebuah kota yang penuh dengan bangunan-bangunan kerajaan dan pendukungnya.
Disebutkan bahawa Kuching sebenarnya bermaksud Ku yang artinya Lama dan Ching yang artinya Telaga. Apabila digabungkan maka akan memiliki arti Sebuah Telaga Tua yang dalam bahasa Cina adalah Kuching.
Pada generasi ketiga Brooke, yakni di tangan Charles Vyner Brooke yang memimpin pada 1917-1947, Kuching semakin maju. Pada 1941, kota ini juga menggelar perayaan 100 tahun pemerintahan kerajaan Brooke di Sarawak.
Berbagai upacara resmi dilakukan, dan pameran juga diadakan di sekitar pemukiman pedesaaan. Namun, beberapa tahun kemudian pemerintahan keluarga Brooke akhirnya runtuh ketika Jepang menduduki wilayah tersebut.
Setelah perang berakhir, Kuching dihidupkan kembali sebagai ibu kota Serawak, di bawah pemerintahan kerajaan Inggris Raya. Kota ini juga terus memperingati momen bersejarah ketika mereka lepas dari penjajahan Jepang.