Kisah Mengerikan Orang yang Selamat dari Awan Cumulonimbus, Terombang-ambing di Langit Selama 40 Menit

Kisah Mengerikan Orang yang Selamat dari Awan Cumulonimbus, Terombang-ambing di Langit Selama 40 Menit

Nasional | BuddyKu | Kamis, 8 Juni 2023 - 18:40
share

JAKARTA, iNews.id - Awan cumulonimbus perlu dihindari dalam dunia penerbangan. Tapi, dalam sejarah ada dua orang yang dapat selamat berada di awan tersebut.

Ada banyak alasan mengapa pesawat terbang benar-benar menghindar dari awan cumulonimbus. Ini adalah jenis awan kumulus yang bercampur dengan badai guntur dan hujan lebat.

Awan variasi dari nimbus atau awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer. Awan cumulonimbus dianggap berbahaya karena mengandung arus listris disertai gejolak udara dahsyat.

Cumulonimbus juga dikenal serng menghasilkan kilat. Karena, tetesan terionisasi di awan yang paling bergesekan, sehingga muatan statis yang terbentuk menghasilkan kilat.

Oleh karena itu, pesawat berusaha keras menghindar awan cumulonimbus sebisa mungkin agar tak ada masalah mendera. Namun, apa jadinya jika Anda terjebak selama 40 menit di awan cumulonimbus?

Pilot penerbangan Amerika Serikat Letnan Kolonel William Rankin membagikan ceritanya lolos dari awan cumulonimbus tersebut. Bagi Rankin pengalaman ini benar-benar mengerikan dan sulit dibayangkan, sebagaimana dikutip dari IFL Science.

Peristiwa bermula saat William Rankin menerbangkan pesawat Jet F-8 Crusader bersama rekannya, Herbert Nolan. Ketika terbang di atas wilayah Carolina Selatan, keduanya melihat ada badai terjadi di depan rute terbang mereka.

Mereka kemudian mencoba menghindarinya dengan naik lebih tinggi hingga 14.300 meter. Pesawat diharapkan tidak terjebak awan badai tersebut. Namun, saat berada di atasnya, tiba-tiba mesin pesawat Rankin mati, tak bisa dinyalakan sama sekali.

Akibatnya, Rankin mau tidak mau harus melompat keluar dari pesawat dari pada hancur karena pesawat tidak bisa dinyalakan lagi. Masalahnya, saat itu ketinggian pesawat sudah mencapai 14.300 meter, terlalu tinggi untuk melompat keluar dari pesawat.

Apalagi dia tidak dilengkapi dengan baju khusus yang sesuai dengan kondisi ketinggian itu, sebut IFL Science.

Kondisi ketinggian 14.300 meter memang sangat jauh berbeda dengan ketinggian 5.000 meter ke bawah. Suhu udara benar-benar sangat dingin dan tidak pernah ada satu pun orang yang pernah terjun dari ketinggian 14.300 meter.

Biasanya olahragawan penerjun bebas melakukan terjun di ketinggian 1.000 hingga 3.000 meter. Bahkan hanya penerjun yang sangat ahli bisa terjun di ketinggian 4.500 meter. William Rankin mencoba melakukannya dari ketinggian 14.300 meter, terang IFL Science.

Masalah diperparah karena benar-benar tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk terjun dari ketinggian tersebut. Dia tak memakai baju khusus dan hanya memiliki kantung oksigen terbatas.

Parahnya parasut yang dibawa hanya bisa mengembang jika ketinggian mencapai 3.000 meter. Jadi Anda bisa bayangkan selama dia harus benar-benar terjun bebas.

Selama itu, dia melewati banyak awan, termasuk awan badai yang coba dihindari. Di awan badai itu dia benar-benar tidak melihat apa pun karena terlalu gelap.

Suara guntur dan dentuman kilat membuatnya hanya bisa berdoa. Beruntung, dia cukup cepat melewati awan badai tersebut. Tapi, penderitaannya belum selesai setelah itu.

Kemudian dia melihat awan cumulonimbus yang sangat besar menyambut dirinya. Dia tahu jika awan tersebut benar-benar berbahaya dan perlu dihindari karena ketidakpastian yang tinggi.

Parahnya, saat parasutnya tiba-tiba saja mengembang. Saat itu penderitaannya dimulai. Parasut justru membuat dia terombang-ambing awan cumulonimbus. Parasut seolah membuatnya terhisap lagi ke atas langit.

Rankin tidak benar-benar turun ke Bumi selama di awan tersebut. Selama 40 menit dia terus-terusan disiksa hantaman angin, hujan deras, dan sambaran kilat yang terjadi di awan cumulonimbus. Beruntung tiba-tiba saja hantaman angin membuatnya keluar dari jebakan awan cumulonimbus.

Pengalaman luar biasa itu yang kemudian membuat Rankin coba merekamnya lewat buku berjudul The Man Who Rode the Thunder. Saat pesawat berusaha menghindar dari awan cumulonimbus, William Rankin justru tinggal selama 40 menit di awan berbahaya tersebut.

Topik Menarik