Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Ahli Kesehatan Ingatakan agar Tetap Pakai Masker

Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Ahli Kesehatan Ingatakan agar Tetap Pakai Masker

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 2 Juni 2023 - 11:24
share

JAKARTA, celebrities.id - Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi, Prof Zubairi Djoerban, mengatakan saat ini kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Dia pun mengimbau agar tetap menggunakan masker saat bergiatan di luar ruangan.

"Biasanya kita akan lepas masker begitu di luar ruangan. Tapi dengan kualitas udara saat ini lebih baik tetap memakainya," ucap Prof Beri dikutip dari Twitternya, Jumat (2/6/2023)

Sebelumnya, dia mengunggah kalau AQI di Jakarta sempat berada di angka 156 dan naik jadi 161. Padahal angka normalnya dari AQI berada di 0-50.

Sementara berdasarkan hasil pantauan MNC Portal hari ini (2/6) angka AQI untuk Jakarta angkanya 162. Angka ini jelas mengalami peningkatan satu angka dari yang dicuit oleh Prof Zubairi.

"Berdasar laman IQ Air, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta Ahad kemarin di angka 156. Hari ini 161. Artinya kategori tidak sehat. AQI normal di angka 0-50," tulis Prof Beri dalam cuitannya pada 29 Mei kemarin.

Kualitas udara yang buruk ini juga, mendapatkan sorotan dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), dr. Sita Laksmi Andarini, Sp.P. Dia mengatakan bahwa dalam udara ada kandungan sulfur itu disebut polusi, dinilai berbahaya bagi kesehatan anak atau orang yang menghirup udara tersebut. Ini bisa memberi efek samping pada kesehatan seperti alergi, asma hingga kanker.

"Polusi udara itu memang ada partiku meter PM udara dan ada bagian lain dan partikel dan gasnya berbahaya seperti sulfur. Untuk PM sendiri gas tersebut tentu saja menimbulkan gejala gangguan respirasi misalnya batuk alergi, sampai asma," ujar dr Sita dalam Inovasi Pengobatan Kanker Paru melalui JKN di Jakarta, Rabu (31/5/2023)

Perlu diketahui, berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma.

Topik Menarik