RPA Perindo Sambangi Kediaman Korban Kekerasan Seksual di Ciputat, Beri Dukungan Moril
TANGERANG SELATAN - Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo menyambangi kediaman rumah korban kekerasan seksual di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (1/6/2023).
Ketua Bidang Data dan Informasi DPP RPA Perindo, Kenzo Farel, nampak didampingi Sekretaris Jenderal DPP RPA Perindo Helry Lotulung dan Bendahara Umum DPP RPA Perindo, Rieda, di lokasi.
Kehadiran RPA Perindo untuk memberi semangat keluarga korban kekerasan seksual berinisial AL (5) lantaran keluarga korban mulai pesimis mendapatkan keadilan hukum dari kasus yang dialami.
Tim RPA Perindo terus menyemangati ibunda AL. Di sela perbincangan, Kenzo memberi pesan bahwa perjuangan meraih keadilan itu tak mudah. Apalagi dengan peristiwanya yang terjadi sejak lama, yakni pada 2022.
"Ibu harus optimis, bahwa kita akan terus memerjuangkan ini hingga proses hukum berjalan tuntas," kata Kenzo Farel yang sejak awal melakukan pendampingan kasus tersebut.
Ngeri! Begini Detik-Detik Kopda Basar Tembak Mati 3 Polisi saat Gerebek Sabung Ayam di Lampung
Dilanjutkan Kenzo, ke depan pihaknya akan terus berkordinasi untuk menemui Kapolres Tangsel dan jajaran. Kata dia, tak ada alasan lagi bagi penyidik menunda-nunda proses hukum dalam kasus kekerasan seksual ini.
"Seperti statemen kami kemarin di Polres, kita ingin agar kasus ini segera diselesaikan untuk naik ke proses selanjutnya yaitu P21. Sehingga bisa disidangkan, dengan begitu rasa keadilan bisa diterima keluarga korban. Kalau bisa cepat kenapa mesti diperlambat," tegasnya.
Korban AL dan keluarganya tinggal di tengah pemukiman padat penduduk. Ketiga pelaku yang juga masih anak-anak, AS (14), EJ (13), dan YO (7) tinggal di lingkungan yang sama. Parahnya, keluarga pelaku merasa apa yang dilakukan anak-anaknya masih dalam batas kewajaran.
Ibu korban, DW (35), menuturkan, dia sempat tak yakin polisi berani melanjutkan kasus kekerasan seksual yang menimpa putrinya. Apalagi, para pelaku selama ini dilindungi keluarga besar. Jangan kan merasa bersalah, jelas DW, selama ini justru keluarganya lah yang menerima tekanan psikologis dari keluarga pelaku.
"Al-hamdulillah saya kembali semangat lagi setelah didatangi RPA Perindo. Mudah-mudahan kasus ini bisa tuntas, ada keadilan hukum yang saya terima, ada efek jera juga buat yang melakukannya," tuturnya.