Sulianti Saroso, Tokoh Kedokteran Indonesia yang Mempelopori Program KB

Sulianti Saroso, Tokoh Kedokteran Indonesia yang Mempelopori Program KB

Nasional | BuddyKu | Rabu, 10 Mei 2023 - 17:59
share

Sulianti Saroso atau yang memiliki nama lengkap Julie Sulianto Saroso adalah perempuan yang lahir di Karangasem, Bali pada 10 Mei 1917. Ia merupakan anak kedua dari keluarga dokter M. Sulaiman.

Sebelum menjadi dokter, Sulianti pernah mengenyam pendidikan di Geneeskundige Hogeschool (GHS) yang dikenal sebagai Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia.

Lulus sebagai dokter pada tahun 1942, Sulianti kemudian bekerja di RS Umum Pusat Jakarta (saat ini dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo) saat masa pendudukan Jepang.

Selama masa perjuangan kemerdekaan (1946-1949), dokter yang akrab dipanggil dengan sebutan Julie ini memberikan obat-obatan dan makanan untuk para gerilyawan daerah Tambun Gresik, Demak, dan Yogyakarta.

Pasca revolusi kemerdekaan, Dr. Sulianti bekerja di Kementerian Kesehatan dan melanjutkan pendidikannya ke arah yang lebih fokus ke pendidikan tentang tata kelola kesehatan ibu dan anak di berbagai negara Eropa. Pendidikannya diberikan langsung oleh World Health Organization (WHO).

Dr. Sulianti kemudian kembali pulang ke Indonesia pada tahun 1952. Dirinya ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI di Yogyakarta.

Perlu diketahui, program keluarga berencana (KB) adalah gagasan yang dipelopori oleh Sulianti Saroso. Kepeduliannya terhadap kesehatan ibu dan anak membuatnya menggalang dukungan publik untuk menyukseskan program ini.

Program KB kemudian berkembang dan terus disuarakan oleh aktivis perempuan lain dengan merealisasikannya lewat Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK). Yayasan inilah yang mulai menginisiasi klinik-klinik agar melayani KB di berbagai kota.

Pada tahun 1973, Sulianti Saroso diangkat menjadi Presiden Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) sekaligus menjadi salah satu dari dua wanita pertama yang pernah menjabat jabatan tersebut. Dirinya juga telah menerima banyak penghargaan selama berkarir sebagai dokter. Di antaranya:

- Bintang Mahaputra Pratama dari Presiden RI (1975)

- Bintang Penghargaan dari WHO South-east Asia Regional Committee

- Piagam dari IDI atas semangat pengabdiannya terhadap Kedokteran Indonesia.

Sulianti Saroso wafat pada 29 April 1991. Namanya telah diabadikan pada Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) di Sunter, Jakarta Pusat. Lebih dari itu, jasa serta pengabdian beliau terhadap program kesehatan Indonesia akan selalu dikenang untuk selamanya.

BINT#5

Topik Menarik