Uji Balistik Bisa Kuak OTK Penyerang Mapolres Jeneponto, Mabes TNI-Polri Ambil Alih Penyelidikan

Uji Balistik Bisa Kuak OTK Penyerang Mapolres Jeneponto, Mabes TNI-Polri Ambil Alih Penyelidikan

Nasional | BuddyKu | Selasa, 2 Mei 2023 - 10:15
share

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR Penyelidikan atas peristiwa penyerangan Polres Jeneponto masih belum ada hasil. Padahal, kini ditangani tim gabungan dari Mabes TNI dan Polri.

Salah satu yang diharapkan adalah uji balistik. Hasilnya dianggap bisa sangat membantu untuk mengungkap siapa para pelaku penyerangan. Sebagaimana diketahui, ada satu korban dari anggota polisi tertembak dalam peristiwa yang terjadi, Kamis dini hari, 27 April, itu.

Uji balistik sebenarnya dimaksudkan untuk mengetahui peluru dan jenis senjata yang digunakan. Sangat penting, untuk mengungkap pelaku yang sejauh ini katanya adalah orang tidak dikenal (OTK), ujar Kriminolog dari Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Heri Tahir, Senin, 1 Mei.

Masyarakat menunggu hasil penyidikan lantaran terganjal pada istilah OTK. Artinya, kasus ini masih mengambang. Uji balistik memudahkan untuk mengidentifikasi kepemilikan dan pelakunya.

Dengan hasil uji balistik ini pula, persoalan yang belakangan menyeret institusi TNI-Polri ini dapat diselesaikan dengan transparan. Hasilnya tentu akan menjawab keraguan masyarakat atas kabar tentang keterlibatan prajurit TNI sebagai pelaku dalam peristiwa penyerangan tersebut.

Hasilnya nanti untuk menunjukkan apakah memang senjata digunakan organik TNI atau bagaimana, atau rakitan untuk memastikan siapa pelakunya, jelas Heri.

Pentingnya uji ini harus sejalan dengan kemauan dari kedua institusi untuk melakukan penyelidikan secara transparan. Tidak ada boleh yang ditutup-tutupi jika tidak ingin peritiwa yang sama terjadi lagi kelak. Para pelakunya harus diungkap, lalu disanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Jadi misal kalau memang ada indikasi oknum TNI, sampaikan. Begitupun kalau tidak ada. Agar supaya kedua institusi ini tidak lagi diperselisihkan masyarakat. Kejadian yang sama juga tidak lagi terulang, tandasnya.

Penyerangan sama yang terjadi juga di Makassar sebelumnya juga mendapat sorotan. Seharusnya dengan peristiwa yang terjadi lagi di Jeneponto, menjadi pukulan berat bagi pimpinan kedua institusi baik yang ada di wilayah maupun di pusat.

Harus seperti Makassar, yang terbuka. Apalagi kapolda dan pangdam juga sudah turun ke Jeneponto. Kita harapkan pucuk pimpinan duduk bersama, menyelesaikan kejadian dengan sebenarnya, imbuh Heri.

Heran juga kita melihat pucuk pimpinan di atas selalu bilang tidak ada masalah, nyatanya yang di bawah tidak demikian, sambungnya.

Di sisi lain, Prof Heri Tahir menyayangkan jiwa korsa (karsa) bagi prajurit TNI tidak diaplikasikan dengan benar. Dalam beberapa kejadian, terbukti mereka yang melakukannya, tampak kalau kesetiakawan yang mereka berlakukan itu disalahartikan.

Sangat disayangkan bahwa bentrok beruntun terjadi terus, Makassar, NTT, Jeneponto. Saya melihat penyerangan yang dilakukan, berhubungan dengan korsa, ada kesetiakawanan dari satu institusi yang sebenarnya kita harapkan tidak diartikan secara sempit, karena itu sangat menurunkan wibawa aparatur hukum kita, terangnya.

Mesti Tegas

Pengamat Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Rahman Syamsuddin mengatakan untuk mencegah terulangnya kasus ini, sebaiknya pelaku penyerangan ini diungkap. Hal yang sama bisa terjadi di daerah lain.

Kapolri dan Panglima TNI harus melakukan langkah yang tegas dalam menyelesaikan di internal institusi yang ada. Jika perlu dilakukan pengantian pimpinan jika tidak mampu mengungkap masalah yang ada, tegasnya

Terkait dengan uji balistik, ia juga sependapat hasilnya harus segera diumumkan untuk mempermudah pengungkapan pelaku penyerangan.

Jika ada anggota terlibat sesuai dengan hukum disiplin, tentu bisa dipecat jika terbukti terlibat. Hal ini bisa menjadi langkah tegas untuk anggota yang lain terlibat jika kasus ini terulang kembali, tandasnya.

Ia mengingatkan untuk kedua institusi baik TNI maupun Polri agar tidak mencoba untuk menutupi kasus ini tanpa penyelesaian. Apalagi, para pelakunya tidak terungkap.

Jangan ada kecenderungan untuk ego terhadap kepentingan masing-masing, agar tidak menjadi sorotan masyarakat. Sekalipun, memang dalam pemeriksaan alat bukti perlu kehati-hatiaan, namun kecanggihan teknologi di labfor Mabes TNI maupun Polri tidak membutuhkan proses lama dalam mengungkap asal peluru.

Jangan sedikit-sedikit ada upaya untuk saling melindungi rekan sejawat dalam profesi apa pun. Hal ini akan merusak lembaga tersebut dan tidak profesional, tegasnya.

Hasil uji balistik harus diungkap sesegera mungkin. Bukan hanya demi keadilan untuk kedua institusi, tetapi juga bagi korban dari anggota Polri yang tertembak.

Informasi yang diperoleh FAJAR, korban yang belakangan diketahui adalah Bripka Mus Mulyadi saat ini masih dalam kondisi kritis. Dia baru saja menjalani operasi untuk mengeluarkan material peluru yang bersarang di bagian perutnya.

Berdasarkan kronologi kejadian yang disampaikan polisi, Bripka Mus Mulyadi tertembak sekitar pukul 02.00 Wita. Saat itu, yang bersangkutan hendak ingin melaksanakan salat tahajud dan berwudu.

Secara tiba-tiba dari arah samping kiri ada peluru menyasar bagian perut sebelah kiri tembus sampai sebelah kanan. Setelahnya, segerombolan orang tidak dikenal langsung menyerang dan melakukan pengrusakan di Polres Jeneponto.

Pihak Polda Sulsel belum bisa memberikan tanggapan terkait dengan progres penyelidikan yang mereka lakukan. Termasuk hasil uji balistik yang kabarnya sudah dilakukan oleh tim labfor yang saat itu diboyong kapolda ke Polres Jeneponto.

Penyelidikan telah diambil alih oleh tim gabungan dari Mabes TNI dan Polri yang diperintahkan untuk melakukan investigasi. Dipimpin langsung tiga orang jenderal bintang dua, yaitu Danpuspom Laksamana Muda TNI Edwin, Kadiv Propam Polri Irjen Pol Syahar Diantono, dan Wadanpuspomad Mayjen TNI Eka Wijaya Permana.

Ini tim sudah bekerja, kami sudah dapatkan data-data dan sebagainya. Sehingga belum kami analisa, karena ingin melibatkan dua institusi, Edwin, saat berada di Jeneponto, Sabtu, 29 April.

Meski belum ada hasil investagisi, Jenderal bintang dua TNI AL ini berharap semua pihak memercayakan penyelidikan kepada tim gabungan. Hasilnya nanti akan disampaikan secara transparan. Percayalah, kami akan bekerja dengan baik, tukasnya. (maj/zuk/fajar)

Topik Menarik