Mengenal Ponpes Sains Salman Assalam Cikalahang, Satu-satunya Pesantren Sains di Kabupaten Cirebon

Mengenal Ponpes Sains Salman Assalam Cikalahang, Satu-satunya Pesantren Sains di Kabupaten Cirebon

Nasional | BuddyKu | Senin, 17 April 2023 - 19:37
share

BERGERAK lebih jauh ke arah Barat Daya Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, terdapat sebuah Pondok Pesantren Modern yang memiliki nama Ponpes Sains Salman Assalam.

Meski baru berdiri di kawasan Cikalahang pada tahun 2014, nyatanya ponpes yang dipimpin Dr. KH Usep Saifuddin Zuhri ini telah berdiri sejak 2008 oleh pendiri lintas generasi Gontor angkatan 80, 82, 85, hingga 2000-an.

Berada di kawasan cukup strategis yakni 1,5 kilometer dari Kuningan dan Majalengka membuat Ponpes Sains Salman Assalam memiliki suasana tenang nan sejuk khas pegunungan dan pemandangan alam yang terbentang luas.

Kendati demikian, tahukah kalian? Bahwa lokasi awal ponpes ini berada di Gronggong, Beber hingga akhirnya pindah pada September 2014 lalu.

"Kalau di sini (Cikalahang) hitungannya 8 tahun, tapi sebenarnya dari 2008 pesantren berdiri. Hanya saja, sebelumnya di Gronggong Kecamatan Beber, kita menempati 8 rumah yang diserahkan ke Pondok Salman dan pada 2014 harus pindah, dan saat itu namanya masih Pondok Salman," kata Dr. KH Usep, Senin (17/4/2023).

Kepindahan Pondok Salman sendiri tidak cukup sulit mengingat telah didirikan yayasan Assalam oleh Dr. KH Usep tahun 2000 silam. Pada saat itu hingga sekarang Yayasan Assalam itu sudah ada TK, Diniyah, TPA Majelis Taklim, dan lainnya.

"Waktu itu sudah ada Yayasan Assalam saya yang ngurus juga, dan kebetulan ada tanah keluarga dibangunlah Pondok Pesantren yang kemudian digabungkan namanya jadi Pondok Pesantren Salman Assalam," katanya.

Karena dibangun oleh lintas generasi alumni Ponpes Gontor maka, Ponpes ini memiliki tiga keuntungan yakni mendapat guru pengajar yang dikirimkan untuk pengabdian, sokongan dana, hingga pemberlakuan kurikulum atau program Gontor.

"Kita di sini metode belajar yang digunakan diadaptasi dari Gontor," ucapnya.

Tapi, sambung Dr. KH Usep, di Ponpes Sains ini sesuai namanya terdapat pelajaran yang kaitannya dengan sains baik itu pertanian, perkebunan, pertambakan, hingga tata boga.

"Karena ternyata Alquran itu kita baca dan bahas paling banyak ayat tentang sains atau kauniyah sebutannya, tentang penciptaan langit dan bumi dan orang nggak banyak paham ," ungkapnya.

Berawal dari lahan seluas 1.000 meter, sekarang 17.000 meter atau hampir 2 hekatare, Ponpes Sains ini memiliki kegiatan layaknya sekolah formal umumnya baik itu volly, futsal, pramuka, formasi (semacam osis), basket, kaligrafi, PTSD, Renang dan lainnya.

Kemudian, penunjang 228 santriwan dan santriwatinya lainnya baik itu masjid, asrama putra dan putri, kamar mandi, kantin, hingga lahan pertanian, kolam budidaya ikan, dan dapur penunjang tata boga.

"Ada sarpras praktik pertanian 150 m, untuk tanamannya pakai polly bag kita tanam 15 tanaman yang unik itu, pohon buni, campedak, nyimplung, turi, yang buahnya ada anggur, mangga, sukun, lalu tempat perikanan 5 kolam, tata boga," jelasnya.

Memiliki 57 tenaga pengajar, 80 persen di antaranya menginap di pondok, dan beberapa di antaranya yang telah berkeluarga diberikam fasilitas rumah pribadi.

"Ada perumahan pengajar ada 3 rumah yang sudah menikah 3 keluarga," tuturnya.

Tingkatan pendidikan pada Ponpes ini sendiri terdapat SMP dan SMA. Yang menariknya di Ponpes ini terdapat program untuk lanjut kuliah secara khusus dan tidak diwajibkan melakukan pengabdian.

"Tidak wajib pengabdian, kita fokus untuk mengirim ke perguruan tinggi negeri kaya ada beberapa di UMY, ITB, UNSIL, UIN Jakarta, UIN Bandung, UIN Semarang, UIN Pekalongan, Sahkuala ada yang di Medan dan masih banyak lagi," bebernya.

Didominasi santriwan santriwati Ciayumajakuning dan Jabar, beberapa santri pun datang dari luar pulau seperti, Kalimantan, Palembang, Batam, Bangka Belitung, Brebes, Tegal, Semarang.

Diwajibkan berbahasa Inggris dan Arab sehari-harinya, Dr. KH Usep menyampaikan, mayoritas berbahasa Arab dan dimulai sejak kelas 2 SMP.

Meskipun berkonsentrasi terhadap pendidikan sains, tidak lupa kewajiban sejati santri adalah belajar agama yang dimulai dari tafsir, hadis, kitab bulugul marom, mukhtarul hadits, tajwid, aqidah akhlak, nahwu shorof dan lain-lain.

"Kalau Ramadan ada kajian kitab kuning misalnya ta\'lim muta\'alim, akhlakul banin untuk laki-laki, akhlakul banat buat perempuan, jadi intinya tetap belajar kitab kuning karena wajib," paparnya.

Menutup sesi wawancara di anjangsana pesantren, Dr. KH Usep menuturkan, untuk saat ini Ponpes Sains Salman Assalam merupakan Ponpes satu-satunya di Cirebon, bahkan di wilayah tiga yang wajib mempelajari Sains dan memiliki banyak program sains di dalamnya. ***

Topik Menarik