Iran: Kehancuran Israel Lebih Dekat Dari yang Diduga

Iran: Kehancuran Israel Lebih Dekat Dari yang Diduga

Nasional | BuddyKu | Kamis, 13 April 2023 - 21:55
share

IRAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi menilai krisis politik dan sosial dalam negeri yang sedang melanda Israel sebagai tanda bahwa kehancuran rezim Zionis. Ia menegaskan kehancuran Israel sudah lebih dekat dari yang diperkirakan.

Raisi mengatakan bahwa para Zionis sedang berperang satu sama lain yang kemudian akan segera membawa mereka kepada kehancuran. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya saat menghadiri acara peringatan "Malam Qadar" di Tehran, Selasa (11/4/2023).

Ia juga mengutip pernyataan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei beberapa tahun lalu bahwa rezim Zionis akan runtuh dalam kurun waktu seperempat abad.

Aksi Brutal Tentara Israel di Final Piala Liga Palestina Bikin Geram, Jurnalis Media Inggris: Kenapa FIFA Masih Diam?

Khamenei juga sempat mengatakan bahwa gelombang demonstrasi massa dan kekisruhan politik di Israel menjadi pertanda akan kehancuran rezim Zionis yang sudah sangat dekat.

Rentetan penyerangan yang dilakukan tentara Israel terhadap Masjid Al-Aqsa beberapa waktu terakhir telah menyebabkan ratusan warga Palestina ditawan.

Israel Sesumbar Bisa Menyerang Tanpa Bantuan AS, Iran: Mereka Terlalu Kecil untuk Disebut Ancaman

Iran mengajak umat Muslim di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam perayaan Hari Quds Internasional tahun ini untuk menunjukkan dukungan kepada warga Palestina yang sedang berjuang menghadapi kaum yang menjajah tanah airnya.

"Kami akan melaksanakan tugas politik dan spiritual kami pada hari Quds," ujar Raisi.

Sebelumnya, puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di beberapa kota di seluruh negeri pada awal tahun ini. Mereka memprotes rencana perombakan peradilan oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pengunjuk rasa turun ke jalan selama beberapa pekan. Massa teru-terusan mengepung kota Tel Aviv dan beberapa pertemuan kecil di kota-kota lain.

Para pakar mengatakan langkah-langkah pemerintah garis keras baru akan melemahkan Mahkamah Agung, membatasi pengawasan yudisial, dan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada politisi. Para pengunjuk rasa mengatakan, tindakan itu akan merusak demokrasi.

Topik Menarik