8 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri dan Penjelasan Singkat

8 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri dan Penjelasan Singkat

Nasional | BuddyKu | Kamis, 23 Maret 2023 - 15:24
share

JAKARTA, celebrities.id - Karya sastra peninggalan kerajaan Kediri dapat menambah pengetahuan sejarah kamu lebih luas lagi terkait kerajaan Kediri yang berada di Jawa Timur. Pusat kerajaan Kediri dahulu berada di kota Daha yang berasal dari Dhanapura yang artinya kota api.

Selain peninggalan sejarah berupa karya sastra, kerajaan ini juga memiliki satu prasasti terkenal yang berhasil ditemukan bernama Prasasti Pamwatan. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Airlangga, raja pertama sekaligus pendirinya.

Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (23/3/2023), celebrities.id telah merangkum karya sastra peninggalan kerajaan Kediri, sebagai berikut.

Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri

Inilah beberapa seni sastra pada masa kerajaan Kediri yang dapat kamu simak, seperti dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas X (2020) oleh Veni Rosfenti.

1. Kitab Sumanasantaka

Kitab Sumanasantaka ditulis oleh Mpu Monaguna yang merupakan sebuah puisi atau kakawin dalam bahasa Jawa Kuno. Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa di tahun 1104 sampai 1115. Kitab Sumanasantaka digubah berdasarkan kitab dari penyair India, Adjarian. Kitab ini berisikan 1.100 bait dan bait-baitnya terdiri atas pemujaan, narasi dan epilog.

2. Kitab Lubdaka

Kitab Lubdaka ditulis oleh Mpu Tanakung pada masa pemerintahan Raja Kameswara tahun 1190 sampai 1200. Isi dari kitab Lubdaka ini adalah tentang seorang pemburu bernama Lubdaka yang melakukan pemujaan terhadap Dewa Siwa. Hal ini membuat rohnya yang seharusnya masuk neraka menjadi masuk surga.

3. Kitab Smaradahana

Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja. Kitab ini menceritakan sepasang suami istri, yaitu Rati dan Smara yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa. Rati dan Smara terkena kutukan dan meninggal terbakar oleh api atau dahana karena kesaktian dari Dewa Siwa. Akan tetapi kedua suami itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.

4. Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya yang ditulis oleh Mpu Kanwa. Dalam kitab ini mengisahkan perkawinan Raja Airlangga dengan puteri dari kerajaan Sriwijaya.

5. Kitab Bharatayuda

Kitab ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada tahun 1135 sampai 1159. Kitab ini ditulis untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu digambarkan dengan perang antara Kurawa dengan Pandawa yang masing-masing merupakan keturunan Barata dan dikenal sebagai Perang Baratayudha.

6. Kitab Kresnayana

Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayawarsa. Kitab Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna pada tahun 1104 sampai 1115. Kitab ini menceritakan tentang perkawinan yang dilakukan oleh Kresna dan Dewi Rukmini.

7. Kitab Hariwangsa

Kakawin Hariwangsa ditulis oleh Empu Panuluh pada tahun 1135 sampai 1157 Masehi. Bentuk kakawin ini menceritakan sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka.

8. Kitab Gatotkacasraya

Kitab ini ditulis oleh Mpu Panuluh pada masa Raja Kertajaya tahun 1200-1222.Masehi. Isinya mengisahkan tentang perkawinan putra Arjuna yang bernama Abimanyu dan Siti Sundhari dengan bantuan Gatotkaca.

Topik Menarik