TGB Ingatkan Ramadhan Ajarkan Disiplin dan Taat Aturan
JAKARTA Saat bulan suci Ramadhan, kenakalan remaja dan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang selalu menjadi sorotan adalah aksi sweeping tempat hiburan dan sahur on the road (SOTR) yang kerap kali mengganggu ketertiban masyarakat.
Menanggapi hal ini, tokoh nasional Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengingatkan bahwa Ramadhan juga mengajarkan muslim untuk disiplin dan taat aturan.
Ramadhan mengajarkan kita untuk disiplin dan juga taat pada aturan, kita tahu kan Ramadan itu punya aturan-aturan. Mulainya kapan puasa akhirnya, siapa yang wajib, hal-hal yang bisa membatalkan dan beragam aturan yang mengatur seseorang bisa menjalani Ramadhan dengan, kata TGB dalam Breaking News Inews sore, Rabu (22/3/2023).
TGB menjelaskan, artinya Ramadhan mendidik umat Islam untuk menegakkan aturan yang memang sudah disepakati. Dan dalam konteks kebangsaan, Indonesia memiliki aturan hukum yang jelas tentang bagaimana berperilaku dan bersikap dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga seluruh ekspresi Ramadhan jangan sampai kemudian menyebabkan ekses yang tidak baik.
Sahur on the road bagus, tetapi kalau itu kemudian menyebabkan gangguan kenyamanan bagi yang istirahat, bagi yang memerlukan waktu untuk konsentrasi beribadah, ya tentu perlu diatur dengan baik, ujarnya.
Menurut Ketua Harian DPP Partai Perindo yang bernomor urut 16 di Pemilu 2024 ini, Ramadhan sebagaimana yang disampaikan oleh para ulama merupakan momen yang istimewa, dan umat Islam wajib untuk memuliakannya. Cara memuliakannya antara lain dengan menjaga kehormatan, jangan sampai melakukan hal yang bertentangan dengan kemuliaan Ramadhan itu sendiri.
Sehingga, kata dia, jika memang ada sesuatu yang terjadi di masyarakat dan harus dikoreksi, maka sebaiknya disampaikan ke aparat penegak hukum. Jangan sampai melakukan aksi main hakim sendiri apapun bentuknya.
Jadi kalau melihat sesuatu yang perlu dikoreksi maka kembalikan kepada hukum, sampaikan kepada perangkat penegak hukum, untuk melakukan hal-hal yang dipandang perlu dan tidak boleh melakukan tindakan main hakim sendiri, apapun bentuknya. Karena sekali lagi salah satu pelajaran Ramadhan adalah taat pada aturan, disiplin pada aturan, karena itulah yang akan membawa kebaikan untuk kita disiplin, tegas TGB.
Oleh karena itu, TGB berpesan, saat melihat sesuatu yang dianggap kurang baik, tetapi direspons dengan cara yang menyebabkan fitnah yang lebih besar dan isu yang bergulir di mana-mana, hal itu justru merusak Ramadhan. Ramadhan yang seharusnya menjadi waktu untuk beribadah akhirnya sibuk berkomentar satu sama lain.
Untuk itu, TGB mengajak semua pihak untuk membangun pengendalian diri ini, dan jika melihat perilaku yang dianggap sangat mencolok dan mengganggu Ramadhan, hal itu bisa disampaikan dengan baik. Dan kalau itu dianggap memiliki konsekuensi hukumnya, maka sampaikan ke penegak hukum.
Menurut saya itulah yang terbaik dan memang seperti itulah Islam mengajarkan kita, kalau kata para ulama Islam membawa dua hal tuntunan dan juga tatanan, bagian dari tatanan itu adalah kita mengikuti aturan-aturan hukum dengan baik sehingga membawa ketenangan dan kenyamanan untuk semua khususnya pada bulan suci Ramadhan, pesannya.
TGB Ajak Seluruh Pihak Arahkan Anak Muda Pada Kegiatan Positif
Lebih dari itu, TGB melihat bahwa ada banyak sekali kegiatan positif yang bisa dilakukan oleh anak-anak muda, yang bisa dilakukan sendirian maupun bersama-sama. Seperti misalnya kajian ke-Islaman, mengumpulkan bantuan untuk disalurkan kepada yang membutuhkan, dan banyak sekali kegiatan-kegiatan positif lainnya yang bisa dilakukan.
Namun, diakui TGB banwa aksi SOTR sering dilakukan oleh anak-anak muda yang berada di kota-kota besar. Yang mana kegiatan itu justru menimbulkan kebisingan yang mengganggu waktu orang lain untuk beribadah dan beristirahat.
Tapi di kota-kota besar ada khususnya yang disebut dengan sahur on the road, nah terkadang itu kemudian menimbulkan kebisingan yang memekakan telinga yang bertentangan dengan kekhusyukan yang diharapkan ada di malam-malam bulan Ramadhan yang mulia, terangnya.
Apalagi kita tahu kan waktu sahur itu sebenarnya waktu yang sangat khusyuk yang sangat mulia di dalam pandangan Islam, sehingga alangkah baiknya pada waktu itu kita menggunakan untuk kontemplasi, untuk mendekat kepada Allah, berzikir, bertaaruf ya, tidak membuat kebisingan-kebisingan yang justru mengganggu kekhusyukan, sambung TGB.
TGB melihat, kegiatan anak-anak muda yang berekses negatif tidak terlalu dominan. Tinggal bagaimana semua pihak dapat membantu mengarahkan energi-energi anak muda untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
Sebenarnya ya tinggal bagaimana jika seluruh pihak yang kita bersama anak-anak muda kita untuk terus mengarahkan energi positif mereka untuk hal-hal yang baik, mengarahkan energi positif untuk hal-hal yang baik, tandasnya.