Perbedaan Shalat Tarawih 23 Rakaat dan 11 Rakaat, Mana yang Lebih Utama?

Perbedaan Shalat Tarawih 23 Rakaat dan 11 Rakaat, Mana yang Lebih Utama?

Nasional | BuddyKu | Rabu, 22 Maret 2023 - 13:42
share

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana asal usul perbedaan shalat tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat yang berkembang di kalangan umat Islam? Manakah yang lebih utama?

Sebagaimana yang telah diketahui, umat Islam di bulan Ramadhan ada yang melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat dan 3 rakaat shalat witir. Sedangkan sebagian lainnya mengerjakan 8 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir.

Bagi orang awam, perbedaan ini memang cukup membingungkan. Adapun asal usul dari perbedaan rakaat shalat tarawih tersebut adalah sebagai berikut.

Perbedaan shalat tarawih 23 rakaat dan 11 rakaat

Di masa Rasulullah SAW, terdapat salat sunnah di malam hari pada bulan Ramadhan. Namun, salat tersebut tidak langsung diberi nama salat tarawih seperti saat ini.

Pemberian nama tarawih baru muncul pada masa Khulafaur Rasyidin. Tak hanya itu, jumlah rakaatnya juga tidak dijelaskan.

Dalam hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan bahwa Nabi shalat di masjid Nabawi pada suatu malam Ramadhan. Para sahabat yang tahu lantas mengikutinya. Seiring waktu semakin banyak yang mengikuti aktivitas Nabi ini. Dua malam setelahnya, Nabi masih melakukan shalat tersebut, dan semakin banyak yang mengikuti. Namun setelah hari keempat dan beberapa hari setelahnya, Nabi tidak muncul di masjid. Orang-orang heran. Pada suatu pagi, para sahabat menanyakan hal ini kepada Nabi. Nabi menjawab, Sebenarnya tidak ada yang menghambatku untuk turut serta bersama kalian. Hanya saja aku takut nanti hal ini akan menjadi wajib.

Keutamaan melaksanakan shalat di malam hari pada bulan Ramadhan juga dijabarkan dalam hadits yang berbunyi:

Artinya: Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut, mayoritas ulama menyepakati bahwa bangun di malam hari bulan Ramadhan yang dimaksud merujuk pada pelaksanaan shalat tarawih. Namun lagi-lagi, jumlah rakaatnya yang paling utama tidak dijelaskan.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafii, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Dawud azh Zhahiri memilih untuk tarawih dengan 20 rakaat. Pemilihan itu disandarkan pada perilaku sahabat, dimana orang-orang pada masa Umar bin Khattab mengerjakan salat tarawih dengan 20 rakaat.

Sementara itu, orang-orang yang memilih mengerjakan salat tarawih 8 rakaat dan 3 rakaat salat witir bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi:

Aisyah menjawab,Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: shalat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas shalat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab: mataku tidur, tapi hatiku tidak.

Dari seluruh perbedaan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa umat Islam boleh memilih untuk mengerjakan salat tarawih 20 rakaat ditambah 3 rakaat salat witir atau 8 rakaat salat tarawih dengan 3 rakaat salat witir. Salah satunya tidak lebih utama dari yang lainnya karena tidak ada hadits yang menjelaskan secara gamblang mengenai jumlah rakaat salat tarawih.

Topik Menarik