Kenapa Warga Keturunan Arab Banyak Bermukim di Condet?

Kenapa Warga Keturunan Arab Banyak Bermukim di Condet?

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 10 Maret 2023 - 14:15
share

KAWASAN Condet di Kecamatan Kramat Jati, Kota Jakarta Timur punya sejarah panjang. Daerah ini juga dikenal sebagai permukiman warga keturunan Arab. Mereka hidup berdampingan dengan warga lokal dari suku Betawi.

Suasana ala Timur Tengah begitu kentara saat Anda melintasi Jalan Raya Condet karena sepanjang jalan berjejer toko-toko yang menjual parfum, peralatan shalat, pakaian Muslim, bahkan restoran Arab. Warga turunan Arab turut berjualan di sana.

Pada masa DKI Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin, Condet pernah dijadikan sebagai kawasan cagar budaya masyarakat Betawi. Tapi program ini tidak berlanjut karena seiring dengan semakin banyaknya masyarakat pendatang, proporsi masyarakat Betawi di kawasan ini juga semakin berkurang.

Menguak Asal-usul Penamaan Pulau Weh, Titik Nol Kilometer di Ujung Barat Indonesia

Namun pernahkah terlintas di benak Anda, kenapa warga keturunan Arab banyak bermukim di Condet?

Dihimpun dari berbagai sumber, pada era 1970-an, kawasan Condet didominasi dihuni oleh warga Betawi. Lalu 10 tahun kemudian, kian berkembang dan adanya penempatan imigrasi, termasuk masyarakat Arab yang datang.

Orang Arab banyak datang ke Condet untuk berdagang, termasuk membawa bibit parfum atau minyak wangi untuk diperjual belikan ke warga sekitar. Kemudian mereka semakin berdatangan, dan banyak bermukim di wilayah tersebut.

Setelah itu, Condet dikenal dengan pemukiman Arab yang berdagang parfum dengan bermacam-macam aroma. Toko parfum ini bisa Anda temukan di sepanjang Jalan Raya Condet.

Begini Sejarah Penamaan Kalimalang, Saluran Air yang Melintang dari Purwakarta ke Jakarta

Salah satu pemuka Arab yang telah lama tinggal di Condet, Alwi bin Ali bin Muhammad Al Haddad mengatakan, tradisi orang Arab, meracik sendiri parfum mereka akan menjadi suatu kepuasan tersendiri.

Di sendiri Arab, bibit parfum diramu untuk memperkuat aroma parfum agar lebih tahan dengan iklim panas disana. Sehingga hingga kini banyak penjual parfum yang berderet di kawasan Condet, berbagai aroma, ukuran hingga harga.

"Minyak (kayu) gaharu dan cendana dari Indonesia termasuk bahan terpenting untuk racikan parfum di kawasan Timur Tengah. Kebiasaan meramu parfum ini pun terbawa di kalangan warga keturunan Arab di Indonesia," katanya kepada Okezone.

Sementara itu, dalam buku berjudul 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin H.M, tahun 2012 disebutkan, bahwa nama Condet

berasal dari Bahasa Sunda, yaitu CI yang memiliki arti anak sungai. Kemudian Ondet yang berarti pohon buni.

Ilustrasi

Pada masa penjajahan Belanda, Kawasan Condet termasuk wilayah Batavia atau saat ini dikenal dengan Jakarta. Wilayah tersebut pada saat itu sudah memiliki salah satu pahlawan lokal yang terkenal dengan perjuangan dan kegaranganya dalam melawan Belanda, yakni Entong Gendut.

Entong Gendut itu dikenal, karena berani menghadapi penjajah dan kaum tuan tanah yang kerap merugikan rakyat dengan memungut pajak yang sangat tinggi. Sebab kala itu harga pajak sangat memberatkan rakyat, hati Entong tergerak dan melakukan perlawanan agar pajak dihapuskan.

Topik Menarik