BNI Naikkan Gaji Pegawai meski Ada PHK Massal di 2022

BNI Naikkan Gaji Pegawai meski Ada PHK Massal di 2022

Nasional | BuddyKu | Rabu, 25 Januari 2023 - 10:03
share

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI membangun kapabilitas Human Capital dengan menaikkan biaya personalia sebesar 11%, atau hampir 2 kali lipat inflasi pada 2022. Kebijakan ini bekal dari efisiensi biaya operasional umum.

Kenaikan biaya personalia sebesar 11% meski ada sejumlah perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 2022.

Kenaikan ini terutama di area seperti investasi training pegawai dan remunerasi variabel untuk mendorong kinerja dan semangat pegawai BNI agar memberikan service terbaik kepada nasabah.

Meskipun demikian, BNI masih menjaga efisiensi bisnis yang tercermin dari rasio cost-to-income yang sebesar 42,6%, membaik 70 bps dibandingkan tahun lalu.

BNI juga mendapat banyak lesson learned mengenai bagaimana meningkatkan efisiensi bisnis dari pandemi. Sepanjang tahun 2022, biaya operasional umum dan admin hampir tidak naik, hanya tumbuh 1%.

Sementara itu, pertumbuhan kredit BNI lebih ditopang oleh segmen korporasi Blue Chip sebesar 28,9% yoy menjadi Rp232,7 triliun.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9% YoY melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7% hingga 10%.

Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional, kata Novita dalam dalam BNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1/2023).

Adapun sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3% YoY menjadi Rp532,2 triliun. Rinciannya, pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9% YoY menjadi Rp232,7 triliun; segmen Large Commercial meningkat 29,9% YoY menjadi Rp53,1 triliun; segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8% YoY menjadi Rp52,7 triliun.

Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3% YoY menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp 53,5 triliun. Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2% YoY menjadi Rp 110,1 triliun.

Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2% YoY. Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16%, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3%.

Tentunya untuk tahun ini, kami menargetkan kualitas aset yang lebih baik lagi. Kami sangat bergembira karena sebagian besar debitur yang terdampak Covid-19 sudah mulai pulih dan bersiap ekspansi, ujar Novita.

Topik Menarik