Lahir di Cirebon Berkuasa di Jalur Purwodadi 50 Tahun, Ini Prinsip yang Dipegang PO Garuda Mas
JAKARTA, iNews.id - Bagi pengguna moda transportasi darat dengan bus mungkin sudah tak asing dengan PO Garuda Mas. Bus asal Cirebon, Jawa Barat tersebut masih eksis hingga sekarang karena memegang prinsip rendah hati.
PO Garuda Mas didirikan oleh Sanusi Karyadijaya pada 1972 di Cirebon, dengan trayek pertamanya Jakarta-Cirebon. Ini bermula ketika Sanusi sudah tak lagi menjadi pengelola bus angkutan kota, PO Sukabumi Motor Suplai (SMS) di Jakarta.
Pernah dengar Sukabumi Motor Suplai (SMS)? Beliau (bapak) itu orang yang dipercaya pemilik modalnya untuk mengelola itu. Cuma bus kota diambil oleh PPD, pemerintah daerah, jadi beliau kembali ke Cirebon untuk bangun usaha sendiri, kata Benyamin Dermawan, Direktur Operasional PO Garuda Mas dikutip dari YouTube PerpalZ TV.
Berdasarkan pengalaman yang dimiliki sebagai pengelola PO SMS yang melayani angkutan kota, Sanusi berinisiasi untuk mendirikan perusahaan sendiri. Selain itu, ada peluang besar, mengingat belum banyak angkutan dari Cirebon menuju Jakarta dan sebaliknya.
Benyamin yang merupakan generasi kedua dari penerus PO Garuda Mas mengungkapkan bahwa perusahaan yang dikelolanya tergolong kecil dibandingkan PO lain yang bermain di jalur Pantura (Pantai Utara Jawa), meski namanya sudah sangat besar di masyarakat.
Meski berbasis dan tumbuh besar di Cirebon, tapi PO Garuda Mas merupakan kebanggaan warga Purwodadi. Ini karena mereka menjadi operator bus kedua setelah DAMRI yang masuk ke daerah Grobogan.
Sebelum masuk ke Purwodadi, kita itu punya trayek Jakarta Kudus Pati Jepara. Nah itu dulu yang kita jalani. Di Purwodadi itu nggak ada bus, jadi mereka kalau mau pergi itu harus ke Semarang dulu atau ke Demak. DAMRI jadi satu-satunya angkutan dan armadanya kurang. Nah lewat lah mobil kita, karena mereka sudah nyaman, mereka bilang kenapa Garuda Mas nggak masuk Grobogan, barulah kita masuk ke sana, ujarnya.

Menjadi yang pertama masuk ke Purwodadi, PO Garuda Mas telah memiliki penumpang fanatik. Penumpang fanatik ini merasa nyaman karena mendapat pelayanan prima dan mengutamakan keselamatan.
Kalau Garuda Mas itu enggak punya apa-apa, kita hanya punya niat. Niat yang paling utama adalah bagaimana cara melayani penumpang dengan baik. Mungkin kebetulan kami yang pelayanannya paling diterima oleh masyarakat, sementara ini, ucapnya.
Benyamin menegaskan sebagai sebuah perusahaan pelayan masyarakat harus selalu berbenah diri. Meski sudah memiliki nama besar, menurutnya setiap perusahaan harus tetap rendah hati. Tak bagus untuk memiliki rasa percaya diri yang terlalu tinggi.
Kita sebagai operator jangan terlalu merasa percaya diri bahwa semuanya itu kita bisa atur. Padahal, kita ini bukan apa-apa, kita enggak bisa ngatur siapa-siapa. Justru kita bersama-sama dengan mereka menjalankan pelayanan kita. Kalau dengan penumpang ya kita layani penumpang kita dengan baik, jangan penumpang yang kita atur-atur, ujarnya.
Memasuki usia ke-50 tahun, Benyamin menegaskan PO Garuda Mas terus introspeksi diri mengenai apa yang perlu ditingkatkan. Itu semua dikembalikan kepada masyarakat yang menggunakan jasa mereka.
Kita juga melakukan survei kepada penumpang, jadi kita tahu apa yang mereka butuhkan. Lebih jelas lagi sebetulnya bukan berpuas diri, jangan sampai ego. Kebanyakan kita merasa sudah memiliki pelanggan kita jadi ego, jangan sampai seperti itu. Garuda Mas juga tidak akan memikirkan yang terlalu jauh, kita hanya fokus pada porsi yang ada, katanya.