Cerita Samini, Anak Buruh di Desa yang Jadi Wisudawan Terbaik Unsoed, IPK Nyaris Sempurna

Cerita Samini, Anak Buruh di Desa yang Jadi Wisudawan Terbaik Unsoed, IPK Nyaris Sempurna

Nasional | BuddyKu | Selasa, 24 Januari 2023 - 12:21
share

PURWOKERTO - Samini, seorang mahasiswi dari Desa Banjarsari, Kecamatan Ajibarang, Banyumas yang berhasil menjadi wisudawan tebaik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang nyaris sempurna.

Dikutip dari iNews, Samini lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya bekerja sebagai buruh di perternakan ayam sementara sang ibu bekerja di sebuah pabrik makanan ringan.

Meski berlatar belakang keluarga yang sangat sederhana, mimpi Samini untuk menempuh pendidikan yang tinggi tak pernah padam.

Hari ini, Selasa (24/1/2023) pun menjadi hari yang bersejarah bagi Samini, pasalnya ia berhasil menjadi wisudawan terbaik Unsoed periode ke-147 tingkat universitas untuk jenjang pendidikan S1 dengan predikat pujian (cumlaude).

Samini berhasil mencetak nilai IPK nyaris sempurna yaitu 3,97 berkat kerja keras dan ketekunannya.

Dengan kemampuan dan perjuangannya, mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed ini mampu menyelesaikan pendidikan dalam waktu tiga tahun dua bulan.

Baginya dapat menempuh pendidikan hingga bangku kuliah merupakan kesempatan yang luar biasa.

Kerja keras dan ketekunanya berhasil menghantarkannya meraih mimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan S1 di Unsoed.

Dia diterima sebagai mahasiswa melalui jalur SNMPTN dalam program Bidikmisi pada 2019.

Program Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

Samini merasa program Bidikmisi sangat bermanfaat baginya terutama dalam mengatasi kendala ketersediaan biaya kuliah.

Program Bidikmisi membuat dia lebih fokus dan bersemangat dalam menyelesaikan pendidikannya.

Hasilnya adalah pencapaian indeks prestasi yang tinggi di tiap semesternya hingga dia lulus dengan IPK tertinggi. IPK yang diraih Samini adalah 3,97.

Banyak orang bilang, IPK hanya sebuah angka, namun bagi saya IPK tinggi adalah pencapaian sebagai wujud pembuktian kepada orang tua saya atas apa yang saya jalani semasa kuliah,kata Samini.

Dalam menempuh pendidikan tinggi, berbagai kendala dialami oleh Samini. Hidupnya tidak selinier yang lain.

Berbagai kendala yang saya hadapi. Namun, bagi saya harus terus bersemangat untuk agar bisa beprestasi. Saya diperkenalkan dengan PKM yang mengantarkan saya sampai mendapat pendanaan selama dua tahun.

Selama itu saya juga berkesempatan menjadi bagian dari laboratorium pengembangan karier, pengelolaan jurnal, dan saya juga melatih kemampuan mengajar saya dengan bekerja menjadi tentor bimbingan belajar. Pencapaian saya tidak seberapa namun tiap perjalanan tersebut merupakan pengalaman berharga bagi saya, tambah Samini.

Samini menyampaikan rasa terima kasih kepada Unsoed yang telah menjadi saksi dari bagian perjalanan hidupnya untuk kuliah gratis hingga mencapai gelar sarjana.

Dia juga berharap akan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Keterbatasan biaya bukanlah kendala untuk memperoleh pendidikan. Semoga akan semakin banyak generasi muda yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan melalui program Bidikmisi, tandasnya.

Topik Menarik