Tata Cara Perawatan Jenazah dari Memandikan hingga Menguburkan secara Islam

Tata Cara Perawatan Jenazah dari Memandikan hingga Menguburkan secara Islam

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 20 Januari 2023 - 22:09
share

JAKARTA, iNews.id - Tata cara perawatan jenazah secara Islam menjadi hal yang perlu diketahui bagi setiap Muslim. Hukum merawat jenazah mulai dari memandikan hingga menguburkannya secara Islam adalah fardhu kifayah.


Dengan kata lain, kewajiban tersebut akan gugur jika sudah ada orang lain yang telah mengurusnya. Meski demikian, merawat jenazah tetap menjadi salah satu hal penting yang wajib diketahui. Pasalnya, dalam bermasyarakat atau berkeluarga nantinya tidak terlepas dari persoalan-persoalan pengurusan jenazah,


Dalil mengenai pengurusan jenazah diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahwa yang mengatakan Rasulullah SAW telah bersabda :


Lima hal yang wajib dilakukan seorang muslim terhadap saudaranya; yaitu menjawab salam, mendoakan orang bersin, menghadiri undangannya, mengunjungi orang sakit, dan mengantarkan jenazahnya. (HR. Muslim)


Berdasarkan hadits tersebut, ada 5 hal yang harus dilakukan saat merawat jenazah yakni:


1. Memandikan

2. Mengkafani

3. Mensholati

4. Mengantar ke tempat pemakaman

5. Memakamkan


Sementara dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang memandikan seorang mayit, lalu ia merahasiakan keburukan mayit itu, maka Allah ampuni dia sebanyak empat puluh kali. (HR. Al Hakim)


Hadits di atas mengandung salah satu adab yang harus dilakukan ketika memandikan jenazah. Persoalannya, bagaimana cara dan tahapan mengurus jenazah? Berikut adalah uraiannya.


Dilansir dari pemberitaan iNews.id sebelumnya yang dikutip dari buku \'Pembinaan Keahlian Perawatan Jenazah bagi Mujahizah\' terbitan Pilar Nusantara, tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan adalah sebagai berikut.


1. Memandikan Jenazah: Urutan dan Tata Cara


1. Memandikan di tempat tertutup dan tidak ada orang masuk kecuali mereka yang bertugas.

2. Taburkan wewangian.

3. Mayit dibaringkan dan diletakkan di tempat yang agak tinggi

4. Baringkan jenazah dan memandikan dalam keadaan tertutup semua anggota tubuhnya.

5. Wajib memakai alas tangan ketika menyentuh aurat jenazah (antara pusar sampai lutut). Sunah beralas tangan ketika menyentuh bagian tubuh selain aurat.

6. Perut mayit diurut dengan tangan kiri secara perlahan oleh orang yang memandikan secara berulang-ulang agar kotoran yang ada di perut mayit dapat keluar.

7. Membersihkan dua lubang kemaluan dengan menggunakan tangan kiri yang wajib dibungkus dengan kain.

8. Membersihkan gigi mayit dan kedua lubang hidungnya dengan jari telunjuk tangan kiri yang beralaskan kain basah.

9. Mewudhukan mayit seperti wudhunya orang yang hidup.

10. Membasuh mayit mulai kepala hingga telapak kaki dengan air sabun,sampo atau daun bidara.


2. Mengkafani Jenazah


1. Jumlah kain kafan yang digunakan untuk jenazah laki-laki 3 lapis agar lebih afdhal. Sementara untuk perempuan adalah 5 lapis.

2. Warna kain kafan terbaik adalah putih lengkap dengan wewangian.

3. Jumlah kain kafan lebih dari sehelai dalam jumlah ganjil. Dianjurkan dari bahan yang bagus namun tidak terlalu mewah.

4. Bagi jenazah yang syahid, cukup dikafani dengan kain yang menempel pada saat dia meninggal dengan segala darahnya sekalipun.

5. Biaya kain kafan diambilkan dari harta almarhum atau jenazah sebelum pembagian waris.

6. Dalam mengkafani, sebaiknya ada tambahan kapas secukupnya yang telah diberi wewangian guna menutup anggota tubuh yang berlubang meliputi:


- Mata

- Lubang hidung

- Telinga

- Mulut

- Dubur


Demikian juga pada anggota sujud yang meliputi:


- Jidat

- Hidung

- Kedua siku

- Telapak tangan

- Jari-jari telapak kaki


7. Mengikat pantat dengan kain sehelai.

8. Tambahkan kapur barus atau pewangi lain yang ditaburkan di atas kain kafan.

9. Mengikat kelebihan kain di ujung kepala dan kaki (dipocong), dan diusahakan pocongan kepala lebih panjang.

10. Setelah ujung kepala dan ujung kaki diikat, sebaiknya ditambahkan ikatan pada bagian tubuh mayit; seperti perut dan dada, agar kafan tidak mudah terbuka saat dibawa ke pemakaman.

11. Membaca doa setelah selesai mengkafani jenazah Berikut bacaan doanya:


, ,


Artinya: Ya Allah, sucikanlah mayit ini dari dosa sebagaimana sucinya kain kafan ini, dan berilah ia pakaian dengan pakaian taqwa, dan indahkan ia dengan pakaian yang aku pakaikan kepadanya.


3. Sholat Jenazah: Tata Cara dan Bacaannya


1. Berwudhu


Berwudhu adalah salah satu syarat sah shalat, tidak terkecuali shalat jenazah. Berwudhu dilakukan untuk bersuci dari hadas sebelum melakukan shalat.


2. Berdiri untuk yang mampu


Sama seperti shalat fardhu atau shalat sunnah, shalat jenazah juga dianjurkan untuk \'berdiri\' bagi yang mampu.


3. Membaca Niat


Niat sholat jenazah untuk mayit laki-laki:


|


Latin: Usholli ala hadzal mayyiti arbaa takbirotin fardhal kifayatin imaman/mamuman lillahi taala.


Saya niat shalat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Taala.


Niat sholat jenazah perempuan:


|


Latin: Usholli ala hadzihil mayyitati arbaa takbirotin fardhal kifayatin imaman/mamuman lillahi taala


Saya niat shalat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Taala.


4. Takbir sebanyak empat kali sebanyak, termasuk takbiratul ihram.

5. Membaca Al Fatihah setelah takbir pertama

6. Membaca sholawat Nabi setelah takbir kedua

7. Mendoakan mayit setelah takbir ketiga.


Contoh doa meminta ampunan bagi mayit versi pendek:



Doa mayit versi panjang:



8. Membaca doa berikut setelah takbir keempat (sunnah):


.


Allahumma laa tahrimna ajrahu walaa taftinna ba\'dahu waghfirlanaa wa lahuu.


Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.


9. Salam setelah takbir keempat

10. Setelah melaksanakan sholat jenazah, dianjurkan untuk membaca tahlil berikut:


-


Latin: La ilaha illallahul a\'fi ba\'da qudrotih. La ilaha illallahul Baqi ba\'da fanai khalqihi. La ilaha illallah kullu syai-in halikun illa wajhah. Lahul hukmu wa ilaihi yurja\'un.


Artinya: Tiada tuhan yang pantas disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah Yang Maha memberikan afiat setelah KekuasaanNya. Tiada tuhan yang pantas disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah Yang Maha kekal setelah binasa seluruh ciptaanNya. Tiada tuhan yang pantas disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah segala sesuatu di alam ini akan hancur kecuali wajahNya (keridhoanNya). Dialah Yang Maha memiliki otoritas segala kebijakan. Dan kepadaNya mereka semua kembali.


4. Mengantarkan Jenazah


Mengantarkan atau mengiring jenazah adalah bentuk ibadah yang dijanjikan mendapat pahala sebesar dua gunung Uhud. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:


Siapa yang mengantarkan jenazah seorang muslim dengan iman dan ihtisab hingga menyalatkannya dan selesai penguburannya, sesungguhnya dia akan kembali dengan membawa 2 qirath. Masing-masing qirath seperti gunung Uhud. Siapa yang menyolatinya saja kemudian pulang sebelum dikuburkan, sesungguhnya dia pulang membawa 1 qirath.


Anjuran dalam mengantarkan jenazah antara lain:


1. Pengantar jenazah hendaknya mengambil pelajaran berharga atas pengalamannya mengusung dan mengantarkan jenazah.

2. Tidak bercanda atau bicara masalah dunia.

3. Tidak mengeraskan suara.

4. Boleh naik kendaraan.

5. Bersegera atau Bergegas.


5. Menguburkan Jenazah


Prosesi terakhir dalam mengurus jenazah yakni menguburkan jenazah atau pemulasaraan jenazah adalah penguburan. Berikut adalah tata cara menguburkan jenazah:


1. Disunnahkan membawa jenazah dengan tarbi (dibawa empat orang laki-laki).

2. Kuburan harus digali dalam, luas dan rapi.

3. Arah masuk jenazah sebaiknya dari arah kaki kemudian terus maju ke arah kepalanya.

4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap kiblat dan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur.

5. Dianjurkan untuk menaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan.

6. Melepas simpul tali pengikat kain kafan.

7. Khusus jenazah perempuan ada anjuran untuk membentangkan kain di atas kubur pada saat proses penguburan.

8. Para hadirin baru disunnahkan duduk saat jenazah sudah selesai ditimbun. Wallahu A\'lam bishawab

Topik Menarik