Geng Motor Menggila, Main Tikam hingga Pisau Tertinggal di Punggung

Geng Motor Menggila, Main Tikam hingga Pisau Tertinggal di Punggung

Nasional | lampung.rilis.id | Senin, 16 Januari 2023 - 18:25
share

Aksi geng motor kian meresahkan. Kali ini, mereka menikam seorang pengendara sepeda motor.

Akibatnya, korban Ade Hendra Saputra (35), warga Gulak Galik, Telukbetung Utara (TbU), harus masuk rumah sakit.

Peristiwa itu terjadi di Jalan HOS Cokro Aminoto, Enggal, Jumat (13/1/2023).

Korban pergi dari rumah sekira pukul 22.00 WIB. Ia mengantar teman wanitanya pulang ke Kedamaian, Tanjungkarang Timur.

Di lokasi kejadian, tiba-tiba muncul enam sepeda motor dari arah berlawanan hendak menabrak sepeda motor korban.

"Kalau dari fisik sih, kayaknya masih pada sekolah, masih muda-muda," ujar korban, Senin (16/1/2023).

Teman wanitanya spontan berteriak, menegur geng itu agar perlahan mengemudikan kendaraan.

"Tapi, mereka enggak terima. Mereka putar arah dan mengeluarkan senjata tajam. Semua mau nguber kita," katanya.

Korban berusaha lolos dari kejaran dan berbelok ke kiri ke arah SMPN 4 Bandarlampung.

Namun, geng motor berhasil mengejar. Salah satunya menyabet senjata tajam ke arah korban dan temannya.

"Teman saya hanya luka gores sedikit. Kalau saya disabet senjata tajam di punggung kanan sampai patah, ketinggalan di dalam badan setengah," sebutnya.

Menurutnya, ciri-ciri pengendara sepeda motor yang memburunya adalah Yamaha Nmax.

Dari keterangan dokter, pisau yang menghujam ke tubuhnya bergerigi seperti gergaji dan berkarat.

"Untung kata dokter patah. Kalau tidak saat ditarik, pembuluh darah saya atau paru-paru bisa kena," tandasnya.

Setelah kejadian itu, geng motor kabur. Sementara, korban pulang ke rumah dan meminta bantuan kawan-kawannya ke rumah sakit.

"Saya ke Rumah Sakit Bumi Waras, tapi diarahin ke Rumah Sakit Bhayangkara atau Abdul Moeloek (RSUDAM). Karena tidak kuat akhirnya saya ke RSUDAM," bebernya.

Pulang dari rumah sakit, korban yang mendapat lima jahitan sempat kaget karena harus membayar biaya tagihan Rp8 juta. Padahal, dia berobat dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

"Saya berharap agar pemerintah dapat membantu karena untuk membayar tagihan tersebut saya meminjam uang," pungkasnya. (*)

Topik Menarik