Potong Rp50.000 Bansos BBM dan PKH, Oknum Dukuh di Sleman Diminta Mundur

Potong Rp50.000 Bansos BBM dan PKH, Oknum Dukuh di Sleman Diminta Mundur

Nasional | BuddyKu | Rabu, 7 Desember 2022 - 10:30
share

SLEMAN, iNew.id - Oknum dukuh di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman berinisial P dilaporkan warganya ke kalurahan karena memotong uang bantuan sosial (bansos) kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan program keluarga harapan (PKH). Atas perbuatannya, ayah tiga anak ini dituntut mundur dari jabatannya oleh warganya.

Pemotongan bansos ini dilakukan P sebesar Rp50.000 per kepala keluarga, Dia berdalih untuk syukuran dan ungkapan rasa terima kasih warga telah dibantu dalam pencairan dana bansos.

Ketika ditemui di kantor kalurahan, P mengakui telah meminta uang sebesar Rp50.000 dari para penerima bansos. Tetapi itu bukan paksaan dan dia tidak mempermasalahkan bila ada yang menolak memberikan uang. uang yang diberikan bentuknya sukarela.

Ini sekadar \'bukti pengertian\' dari warga yang telah dibantu pengajuan bansosnya. Ada sekitar 10 orang yang tidak memberikan, tapi yang lain memberikan dengan ikhlas kok, tuturnya.

Menurut dia, selama ini warganya kerap menerima bansos. Sebagai tanggung jawab dukuh, ia tentu membantu pengajuan hingga pencairan. Dia juga memperjuangkan agar warganya yang berhak agar mendapat bantuan.

Menurutnya selama 31 tahun menjadi dukuh, baru kali ini dia meminta dana sebagai bentuk perhatian dari warganya. Uang itu belum dia pakai dan sudah dikembalikan kepada warganya.

Saya juga sudah mengakui bahwa itu kesalahan saya. Saya minta maaf, ucapnya.

P mengaku legawa tidak lagi menjadi Dukuh di tempat tinggalnya. Gejolak yang terjadi itu menunjukkan ada warga yang tidak suka kepada dirinya. Dia mengklaim selama menjadi orang nomor satu di padukuhannya, dirinya memiliki kompetensi.

Saya ini memimpin dengan baik. Satu orang (yang tidak suka) ini kemudian memprovokasi warga, agar membawa saya ke kalurahan. Padahal yang lain itu ikhlas saja memberikan uang Rp50.000 itu, ujarnya.

Karena ada gejolak, pada Selasa (6/12/2022) siang ia mendatangi Kantor Kalurahan untuk mengundurkan diri, setelah didesak warganya. Saat berada di kantor kalurahan, dia berkenan menandatangani pernyataan akan mengundurkan diri.

Ya karena warga meminta saya mundur, ya sudah saya mundur saja, ujar dia.

Kini, padukuhan sedang mengalami kekosongan kepemimpinan dan masih berproses mencari pejabat pengganti. Namun ia masih harus menjalankan tugasnya yang belum selesai, membagikan undangan pembagian bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD).

Ini, lihat. Saya tetap masih dimintakan tolong menyebarkan undangan, imbuhnya.

Topik Menarik