Selanjutnya Nikel Jokowi Nggak Apa Apa Keok Di WTO Hilirisasi Jalan Terus

Selanjutnya Nikel Jokowi Nggak Apa Apa Keok Di WTO Hilirisasi Jalan Terus

Nasional | BuddyKu | Rabu, 30 November 2022 - 15:57
share

Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia tak bisa lagi mengekspordalam bentuk bahan mentah atau raw material .

Begitu kita dapatkan investasinya, harus ada yang bangun. Bekerjasama dengan luar,dengan dalam,atau pusat dengan daerah, Jakarta dengan daerah, nilai tambah itu akan kita peroleh, ujar Jokowi dalam peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (30/11).

Jokowi mencontohkan, beberapa tahun silam,Indonesia masih mengekspor nikel dalam bentuk bahan mentah yang nilainya hanya mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Setelah adanya smelter di Tanah Airdan pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel, pada tahun 2021,ekspor nikel melompat 18 kali lipat menjadi 20,8 miliar dolar AS atau Rp 300triliun lebih.

Kebijakan yang ditempuh pemerintah tersebut menuai gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Kekalahan yang diterima di WTO, tidak menyurutkan langkah Indonesia,untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi bahan-bahan tambang lainnya seperti bauksit.

Nggakapa-apa, kalah. Saya sampaikan ke menteri, banding. Nanti babak yang kedua, hilirisasi lagi, bauksit. Artinya, bahan mentah bauksit harus diolah di dalam negeri agar kita mendapatkan nilai tambah. Setelah itu, bahan-bahan yang lainnya, termasuk hal yang kecil-kecil, urusan kopi, usahakan jangan sampai diekspor dalam bentuk bahan mentah ( raw material ), papar Jokowi.

Sudah beratus tahun kita mengekspor itu. Stopcari investor. Investasi agar masuk ke sana, sehingga nilai tambahnya ada, tegasnya.

Jokowi menjelaskan, hilirisasi industri tersebut juga memicu surplus neraca perdagangan Indonesia.

Untuk komoditinikel, angkanya melompat dariRp 20triliun ke Rp 300triliun. Alhasil, dalam 29 bulan terakhir,neraca perdagangan kita selalu surplus. Padahalsebelumnya, defisit selamaberpuluh-puluh tahun.

Baru 29 bulan yang lalu, kita selalu surplus. Iniyang kita arah, ujarnya. ***

Topik Menarik