Kembali Terjadi, Inilah Alasan Logis Fenomena Startup Layoff yang Sedang Terjadi di Indonesia
Dunia bisnis saat ini sedang mengalami gejolak yang sangat ekstrim, badai phk karyawan terjadi secara global bahkan Indonesia juga menjadi salah satu negara yang termasuk diterjang badai phk, sejumlah karyawan di perusahaan startup harus di phk karena berbagai alasan. Belakangan banyak perusahaan yang melakukan phk bahkan e-commerce kondang PT Shopee Indonesia juga melakukan hal yang sama kepada sejumlah karyawannya, lalu yang baru-baru ini terjadi ada PT GoTo Gojek Tokopedia melakukan phk sebanyak 12 persen dari total karyawannya. Lalu apa sebenarnya alasan dibalik trend startup layoff saat ini, karena semakin banyak perusahaan startup yang melakukan phk.
1. Tantangan Ekonomi Global
Kondisi ekonomi global saat ini mau diakui atau tidak memang sedang dalam posisi tidak stabil, kondisi ini lebih memberikan dampak bagi para perusahaan yang memang bersentuhan langsung dengan perekonomian dunia, dan juga para pekerja di perusahaan tersebut.
Keputusan untuk mengurangi jumlah karyawan atau PHK menurut Chandra Firmanto (Managing Partner Indogen Capital) tindakan memutus hubungan kerja yang dilakukan para pelaku startup saat ini adalah bentuk strategi untuk menghadapi tantangan dunia usaha sekaligus untuk mencapai nilai ekonomi yang baik.
2. Pertumbuhan Startup Terlalu Cepat
Perlu disadari kalau sejak pandemi Covid 19 menyerang, ternyata pertumbuhan perusahaan startup berkembang begitu pesat, berbeda dengan laju pertumbuhan sebelum 2019 yang terkesan lambat dan tak bergairah.
Pertumbuhan cepat ini ternyata membuat perusahaan menjadi terlalu percaya diri memproyeksikan tahun 2022 dengan membuat banyak kebijakan agresif. Namun dengan ketidakstabilan ekonomi saat ini ternyata memukul mundur startup untuk lebih berbenah. Startup layoff menjadi pilihan paling masuk akal, jika melihat dari segi pertumbuhan ekonomi dan perusahaan, strategi melakukan phk merupakan hal yang positif. Artinya perusahaan ini menjadi lebih memperhatikan lagi sektor pendapatan dibanding sebelumnya yang bermain sangat agresif, lagipula pemotongan tersebut hanya terjadi di sektor yang memang tidak akan terealisasi.
3. Dampak Pandemi Covid 19
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau Covid 19 ternyata merubah gaya hidup masyarakat Indonesia, akibat dari pandemi. Indonesia mengalami percepatan dunia digital yang sangat tinggi, termasuk didalamnya perkembangan startup digital yang maju tak terkendali. Hal positifnya tentu dengan banyaknya perusahaan startup ini membuat angka pengangguran sedikit teratasi.
Hanya saja pada tahun 2020 dan 2021, startup Indonesia lebih berani menghadapi resiko yang menanti, kini setelah pandemi mulai merosot, kondisi ekonomi mulai stabil. Startup harus melakukan penyesuaian, kemudian saat sedang beradaptasi inilah mereka kembali dihantam dengan kondisi ekonomi global yang berubah. Aktivitas transaksi mulai menurun ketika orang mulai kembali beraktivitas diluar rumah, sehingga dulu ketika startup merekrut pekerja besar-besaran saat pandemi guna memenuhi kebutuhan konsumen yang bertransaksi dari rumah. Kini harus disesuaikan agar anggaran budget perusahaan tidak membengkak.
Itulah tiga alasan logis mengapa terjadi startup layoff belakangan ini, meskipun kembali membuat angka pencari kerja meningkat namun strategi ini tentunya jauh lebih baik jika melihat dari kacamata bisnis, karena sejatinya sektor yang sudah tidak bisa berkembang memang harus dihilangkan, meskipun harus mengorbankan para pekerjanya.










