Penanganan Longsor Dilimpahkan ke Pusat

Penanganan Longsor Dilimpahkan ke Pusat

Nasional | BuddyKu | Selasa, 1 November 2022 - 08:56
share

RADAR JOGJA Penanganan longsor yang terjadi di Jalan Jogja-Wonosari, Plesedan, Srimartani, Piyungan Sabtu (29/30) malam dilimpahkan ke pemerintah pusat. Hal ini karena jalur tersebut, merupakan jalan nasional.

Saat ini, Dinas Perhubungan Bantul juga telah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN). Kami sudah berkirim surat ke Kementerian PUPR dan Satker PJN karena itu jalan nasional, ungkap Aris Suharyanta, Kepala Dinas Perhubungan Bantul kemarin (31/10).

Menunggu adanya perbaikan, masyarakat diminta untuk memanfaatkan jalur alternatif. Guna menghindari tumpukan kendaraan, karena hampir setengah ruas jalan yang ikut amblas. Seperti melewati jalur Sambeng-Cawas untuk kendaraan bermuatan lebih dari 30 ton. Nantinya, pengendara akan melintasi Kabupaten Klaten untuk menuju Jogja-Gunungkidul, dan sebaliknya.

Kemudian untuk bus pariwisata dan truk muatan di bawah 30 ton, diarahkan tetap melewati jalur utama Jogja-Wonosari dengan sistem buka tutup, sebut Kasatlantas Polres Bantul Iptu Fikri Kurniawan mengatakan.

Lalu untuk kendaraan roda dua dan mobil pribadi, lanjut Fikri, alternatif yang disarankan petugas adalah melewati jalur Getas (Playen)-Dlingo, dan jalur Panggang-Siluk. Kedua jalur tersebut merupakan jalan tembus ke wilayah Kapanewon Imogiri. Peristiwa longsor ini membuat arus lalu lintas dari Jogjakarta tersendat. Petugas pun harus melakukan rekayasa buka tutup jalur untuk mengurai kepadatan arus, ungkap Fikri.

Terkait dengan rincian kejadian jalan amblas, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Agus Yuli Herwanta mengaku, awal longsor sudah terdeteksi sejak 3 Oktober. Saat itu, terjadi hujan deras dengan durasi cukup lama. Dan mengakibatkan longsor pada bahu Jalan Jogja-Wonosari.

Kejadian tersebut pun sudah ditangani oleh PT Wasis Karya Nugraha untuk dilakukan perbaikan. Pun sudah dikerjakan sejak 24 Oktober. Namun pada 29 Oktober sekitar pukul 18.30, longsor susulan kembali terjadi. Yang disebabkan oleh getaran dari kendaraan. Diketahui, amblasnya jalan karena adanya retakan pada bahu jalan di lokasi longsor. Untuk upaya penanganan, BPBD Bantul sudah melakukan assessment dan dilaporkan ke bupati, sebut Agus.

Di Bantul, lanjutnya, ada 11 titik rawan bencana longsor dan banjir. Potensi bencana tanah longsor tersebar di wilayah dengan kontur tanah perbukitan. Yakni Kapanewon Pundong, Imogiri, dan Piyungan. Sedangkan untuk bencana banjir, berpotensi terjadi di Kapanewon Bantul, Kretek, Pleret, Pundong, Piyungan, Jetis, Banguntapan, dan Imogiri. Dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi tahun ini, kami sudah memiliki pos darurat yang ada di 29 kalurahan pada 17 kapanewon di Bantul, tandasnya. (inu/eno)

Topik Menarik