FISIPOL UMY adakan Workshop Hilirisasi Riset dan Pengabdian Masyarakat
RADAR JOGJA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah mengadakan Workshop Hilirisasi Riset dan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) pada Selasa, 18 Oktober 2022. Acara berlangsung di Ruang Sidang Utama Gedung AR Fachruddin A Lantai 5 UMY.
Dekan FISIPOL UMY Dr Takdir Ali Mukti SSos MSi dalam sambutannya mengatakan, workshop ini dilakukan sebagai upaya FISIPOL UMY mempersiapkan skema riset Tahun Anggaran 2022/2023. Kegiatan ini diikuti 29 orang dosen di lingkungan FISIPOL UMY.
Dengan kegiatan ini, kami harap semua mendapat informasi seputar hilirisasi. Khususnya terkait skema riset maupun Abdimas yang tahun ini ada inovasi atau perubahan. Baik penelitian maupun pengabdian. Semua harus dikemas dalam roadmap agar sesuai dengan bidang ilmu Bapak dan Ibu dosen FISIPOL UMY, tutur Takdir.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian informasi skema riset oleh Ketua Lembaga Riset dan Inovasi UMY, Prof Dr Dyah Mutiarin SIP MSi. Seluruh skema penelitian diharuskan berkolaborasi. Baik dengan Perguruan Tinggi/DUDI/Pemerintah/NGO yang memiliki MoU dengan UMY.
Perbedaan dengan tahun lalu, jika ada remidi, dan harus dikembalikan, maka prosesnya jadi dua kali. Tetapi untuk tahun ini cukup dengan perbaikan dari komentar reviewer dalam monitoring dan evaluasi (monev), ungkap Dyah.
Selanjutnya, penyampaian skema pengabdian oleh Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat, Dr Novi Caroko ST MEng. Kegiatan pengabdian dilaksanakan umumnya selama tiga bulan, dan masa upload sesuai sistem, yaitu satu tahun.
Tahun 2023, kluster pengabdian masih sama seperti tahun lalu. Hanya saja kami harap Bapak dan Ibu dosen mengunggah roadmap pengabdian. Sehingga, setiap dua minggu sekali, akan kami update berkala untuk mengetahui ketercapaian IKS, kata Novi.
Acara terakhir, yakni Focus Group Discussion (FGD) dengan moderator Dr Phil Ridho Al-Hamdi MA selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan AIK FISIPOL UMY. Ridho menekankan kepada dosen bahwa penelitian yang baik adalah yang bisa menghasilkan produk inovasi. Dimulai dari penelitian dasar, terapan, dan pengembangan.
Baik penelitian maupun pengabdian, riset bisa diterapkan. Beberapa kegiatan riset terapan dalam pengabdian misalnya: pendidikan, workshop , pelatihan kepada stakeholder yang bertujuan untuk edukasi, motivasi, dan monev kepada masyarakat.
Jadi, walaupun riset kita di rumpun sosial, tetapi bisa menjadi paten. Dimulai dari penelitian dasar dalam waktu tiga tahun maksimal, kemudian menjadi penelitian terapan. Bedanya, penelitian terapan melibatkan teknologi yang luarannya bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas, tutur Ridho. (*/iwa)










