PSSI: Ini Perbuatan Oknum, Bukan Pemerintah Indonesia

PSSI: Ini Perbuatan Oknum, Bukan Pemerintah Indonesia

Nasional | law-justice.co | Rabu, 5 Oktober 2022 - 13:05
share

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan telah berkomunikasi dengan FIFA dan AFC mengenai penyebab jatuhnya ratusan korban meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Komite Wasit PSSI yang juga Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh mengatakan, dalam komunikasi itu PSSI menyebut bukan pemerintah Indonesia yang sengaja melanggar aturan FIFA terkait gas air mata.

Kata dia, PSSI menggunakan istilah oknum untuk menggambarkan aparat yang menembakkan gas air mata ke tribune.

Riyadh juga menjelaskan polisi yang bertugas di Kanjuruhan sudah mengetahui aturan FIFA soal gas air mata.

Namun polisi tetap membawa gas air mata karena punya aturan kerja sendiri dalam hal pengendalian masa.

"Nanti ada kunjungan dari FIFA. Dari AFC sudah komunikasi dengan kita, bahwa FIFA mendukung, bahwa yang paling penting bagi kita FIFA akan melihat bagaimana pemerintah menyikapi ini," kata Riyadh di Malang, Selasa (4/10).

"Ini bukan perbuatan pemerintah, hanya oknum saja yang salah, sehingga dengan cepat responsif, cepat mengambil tindakan. Itu saya kira positif untuk kita di FIFA ke depan," ucap Riyadh.

Gas air mata ditembakkan polisi beberapa saat setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam. Penembakan gas air mata ini membuat para penonton panik dan berhamburan untuk keluar stadion.

Namun karena akses keluar yang terbatas membuat penonton berdesak-desakan, hingga mengakibatkan banyak orang yang jatuh, lalu terinjak dan meninggal dunia karena sesak nafas. Hal ini diyakini jadi sebab utama jatuhnya ratusan korban.

Terkait penggunaan gas air mata, Riyadh percaya polisi akan bertindak cepat, lugas, dan tegas. Sosok yang memerintahkan dan menembaki tribune Stadion Kanjuruhan dengan gas air mata akan segera diumumkan pelakunya.

"Ini bukan kebijakan yang memang harus wajib menggunakan gas [air mata], tetapi ada sesuatu yang diusut kepolisian untuk mengambil tindakan. Perlu diapresiasi juga [polisi]," kata pria yang juga menjabat Ketua Asprov PSSI Jatim itu.

"Ini bukan kebijakan pemerintah melanggar kebijakan FIFA [soal aturan larangan penggunaan gas air mata di dalam stadion], tetapi kebijakan oknum, sehingga ini alasan pemaaf bagi kita di dunia internasional," ucap Riyadh menambahkan.

Sebanyak 131 korban meninggal dunia akibat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) malam.

Topik Menarik