Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda yang Rela Menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekkah, Hingga ‘Terkenal di Langit’

Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda yang Rela Menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekkah, Hingga ‘Terkenal di Langit’

Nasional | BuddyKu | Kamis, 29 September 2022 - 22:34
share

delta3.co.id Pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah dan berpenampilan cukup tampan wajahnya.

Dia selalu melihat pada tempat sujudnya dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, pemuda ini tidak pernah lalai dari membaca Al-Quran.

Pemuda ini hanya memiliki dua helai pakain saja, sehingga tidak ada orang yang menghiraukannya. Pemuda ini tidak dikenali dan miskin, sehingga banyak orang yang suka menertawakan, mengejek dan menuduhnya sebagai pencuri.

Pemuda Yaman ini bernama Uwais Al Qarni yang telah lama menjadi yatim dan tidak mempunyai saudara kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh.

Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari Uwais Al Qarni bekerja sebagai penggembala kambing dan upah yang diterimanya hanya cukup untuk kehidupan harian bersama ibunya.

Jika ada uang lebih, beliau akan membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Walaupun dalam keadaan serba payah, Uwais Al Qarni tidak pernah lalai dalam mengerjakan ibadahnya dan sedikitpun tidak pernah berkurang sepanjang hidupnya.

Dia melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya, akan tetapi hanya satu permintaan ibunya yang sulit ia kabulkan, yakni agar ibunya dapat mengerjakan haji.

Perjalanan ke Mekah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang cukup panas dan orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan Haji.

Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan, maka diberi lah seekor anak lembu yang harganya cukup murah oleh orang orang.

Uwais pun membuatkan kandang di puncak bukit, setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik-turun Bukit, sehingga dikira sudah gila oleh orang yang melihatnya.

Tingkah laku Uwais setiap hari ia selalu menggendong anak lembu itu, apa yang dilakukan itu tanpa henti dan setiap hari.

Dia menggendong lembu itu naik turun bukit, semakin hari anak lembu itu semakin besar dan semakin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais.

Tetapi karena latihan tiap hari anak lembu yang membesar itu tidak terasa lagi bagi Uais Al Qarni setelah delapan bulan berlalu sampailah pada musim Haji.

Anak lembu itu sudah mencapai bobot 100kg begitu juga otot Uwais yang semakin kuat ia menjadi bertenaga untuk mengangkat lembu itu.

Dan sekarang orang orang baru tahu apa maksud Uwais menggedong lembu setiap harinya, ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah, Subhanallah alangkah besar cinta Uwais pada ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Kaabah, ibunya terharu dan bercucuran air mata karena telah sampai di Baitullah di hadapan Kabah.

Bagaimana dengan dosamu tanya sang Ibu keheranan Uwais menjawab dengan terampuni nya dosa maka ibu akan masuk surga cukuplah Ridho dari ibu yang akan membawaku ke surga.

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta, Allah SWT pun memberikan karunia untuknya yaitu terkenal di langit.

Sekian kisah Uwais, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas.***

Artikel Menarik Lainnya

Topik Menarik